Alih-alih Senjata atau Tentara, Cacar Meluluhlantakkan Suku Aztec

By Sysilia Tanhati, Jumat, 8 April 2022 | 12:00 WIB
Mikroba yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang dapat membuat mesin perang yang paling kuat menjadi tidak efektif. (Bernardino de Sahagún/Granger Collection)

Baca Juga: Sains Singkap Mumi Anak-anak yang Menjadi Korban Virus Cacar Tertua

Baca Juga: Antivaksin Abad ke-18: Bayangkan Anak yang Divaksin Berubah Jadi Sapi

Baca Juga: Mulai dari Mengiris Organ hingga Kanibalisme, Ritus Ngeri Aztec

   

“Mereka sendiri sakit, merawat kerabat dan tetangga yang sakit, sehingga kehilangan keinginan untuk melawan Spanyol,” imbuh Gunderman.

Akhirnya, orang tidak bisa lagi merawat ladang, yang menyebabkan kelaparan yang meluas. Bagaikan lingkaran setan, kelaparan melemahkan sistem kekebalan orang yang selamat dari epidemi.

Penyakit mengubah sejarah manusia

Tentu saja, suku Aztec bukan satu-satunya penduduk asli yang menderita karena masuknya penyakit Eropa. Selain populasi penduduk asli Amerika Utara, peradaban Maya dan Inca juga hampir musnah karena cacar.

Dan penyakit Eropa lainnya, seperti campak dan gondok, juga memakan banyak korban. Semuanya mengurangi beberapa populasi asli di dunia baru hingga 90 persen atau lebih. Penyelidikan baru-baru ini menunjukkan bahwa agen infeksi lain, seperti Salmonella mungkin telah menyebabkan epidemi tambahan.

Kemampuan cacar untuk melumpuhkan dan memusnahkan populasi membuatnya menjadi agen yang menarik untuk perang biologis. Pada abad ke-18, Inggris mencoba menginfeksi penduduk asli Amerika. Seorang komandan menulis, “Kami memberi mereka dua selimut dan sapu tangan dari rumah sakit cacar. Saya harap itu akan memiliki efek yang diinginkan. ”

Selama Perang Dunia II, tim Inggris, Amerika, Jepang dan Soviet semua menyelidiki kemungkinan memproduksi senjata biologis cacar.

Untungnya, ada upaya vaksinasi agar kejadian di Aztec tidak terulang kembali.

Banyak pertarungan besar dalam sejarah dunia tidak terlalu berkaitan dengan persenjataan, taktik, dan strategi. “Bisa jadi, kekalahan diakibatkan oleh penyebaran penyakit,” tambah Gunderman.

Negara-negara yang mengira dapat mengamankan diri secara ketat melalui militer harus mempelajari sejarah. Berulang kali jalannya peristiwa telah secara definitif diubah oleh wabah penyakit. Mikroba yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang dapat membuat mesin perang yang paling kuat menjadi tidak efektif.