Nationalgeographic.co.id—Cokelat di Amerika Kuno diperkenalkan oleh Olmec yang kemudian dikembangkan terus oleh suku Maya di Amerika Tengah. Dengan cepat, cokelat menjadi bagian dari ritus perayaan orang Maya.
Namun, terlepas dari budaya mengonsumsi cokelat oleh suku Maya, lebih dari itu, suku Aztec sangat mengagungkan kehadiran cokelat bagi peradaban mereka.
"Suku Aztec membawa kekaguman cokelat ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka percaya kakao diberikan kepada mereka oleh dewa-dewa mereka," tulis Tim Editor History.
History menerbitkan sebuah artikel berjudul History of Chocolate: Cacao Beans as Currency yang dipublikasikan pada 14 Desember 2017.
Seperti halnya yang dilakukan bangsa Maya, mereka menikmati minuman cokelat panas atau dingin yang nikmat dan manis dengan dibumbui dalam wadah berornamen.
Bagi orang-orang Aztec, cokelat akan hadir dalam setiap perayaan sebagai pelengkap ritus kepercayaan mereka terhadap dewa-dewa mereka.
Bentuk penghargaan bagi Aztec yang menganggap kenikmatan cokelat yang memberi kebahagiaan bagi yang meminum atau memakannya sebagai sebuah karunia dari sang Dewa.
Selain sebagai minuman dan makanan, keagungan cokelat juga memiliki daya jual. Selayaknya mereka menggunakan cokelat sebagai alat tukar atau mata uang.
"Orang-orang Aztec menggunakan biji kakao sebagai mata uang untuk membeli makanan dan barang-barang lainnya," ungkapnya. Bahkan, dalam budaya Aztec, biji kakao atau cokelat dianggap lebih berharga daripada emas.
Cokelat Aztec sebagian besar merupakan kemewahan yang umum bagi masyarakat kelas atas, meskipun kelas bawah kadang-kadang menikmatinya di pesta pernikahan atau perayaan lainnya.
Mungkin pecinta cokelat Aztec yang paling terkenal dari semua orang yang ada di antara mereka adalah penguasa Aztec sendiri yang perkasa, Montezuma II.
Baca Juga: Cuitláhuac, Kaisar Aztec yang Melawan Spanyol dan Memerintah 80 Hari