"Sangat menarik untuk dicatat bahwa, pada waktu yang sama, juga Neanderthal terakhir punah", kata rekan penulis studi terbaru Giulia Marciani dari Universitas Bologna.
Kerangka ini mengandung dosis besar darah Neanderthal—spesies hominin lainnya. Sehingga, makin memperkeruh tentang bagaimana nenek moyang kita berinteraksi. Belum lagi para ahli evolusioner sebelumnya juga sempat memperkirakan bahwa spesies manusia modern sempat kawin campur dengan spesies-spesies manusia purba lainnya.
Temuan terkait pemukiman purba di Eropa ditemukan pula di Ceko. Sebuah studi yang dipublikasikan Juni 2021 di jurnal Nature Ecology & Evolution mengungkap kerangka perempuan di sana diperkirakan berasal dari kependudukan manusia modern lebih dari 45.000 tahun silam. Di dalam kerangka itu juga mengandung sekitar tiga persen genom Neanderthal, tetapi tidak terkait dengan orang Eropa atau Asia modern.
"Akhirnya, satu ekspansi terakhir terjadi beberapa waktu lebih awal dari 38.000 tahun silam dan menjajah kembali Eropa dari pusat populasi yang sama (leluhur Eropa barat), yang lokasinya belum diklarifikasi," rangkum Luca Pagani, penulis senior studi terbaru, arkeolog di University of Padova.
"Meskipun di Eropa kadang-kadang ada interaksi dengan para penyintas gelombang sebelumnya, percampuran yang luas dan umum antara dua gelombang hanya terjadi di Siberia di mana ia memunculkan nenek moyang aneh yang dikenal sebagai Leluhur Eurasia Utara, yang akhirnya berkontribusi pada nenek moyang penduduk asli Amerika."