Apa Jadinya Masa Depan Stasiun Luar Angkasa Internasional Tanpa Rusia?

By Ricky Jenihansen, Selasa, 12 April 2022 | 16:00 WIB
Roscosmos tidak memiliki satu argumen pun untuk menyetujui proposal NASA. Jika Rusia benar-benar mengakhiri keterlibatannya di ISS, kerugian terbesar adalah kehilangan kekuatan roket yang mempertahankan ISS tetap di orbit.
Roscosmos tidak memiliki satu argumen pun untuk menyetujui proposal NASA. Jika Rusia benar-benar mengakhiri keterlibatannya di ISS, kerugian terbesar adalah kehilangan kekuatan roket yang mempertahankan ISS tetap di orbit. (Science TImes)

Ahli astrofisika Martin Barstow dari Leeds University di Inggris yang memimpin kelompok yang mengawasi eksperimen sains Inggris di ISS. "Saya merasa sangat sedih bahwa ini terjadi," kata Barstow. "Bahkan selama Perang Dingin yang mendalam, kerja sama ilmiah dapat berlanjut, memungkinkan backchannel soft-power yang memungkinkan para ilmuwan bertemu untuk berbagi ide."

   

Baca Juga: Sanksi Rusia, Masa Depan Stasiun Luar Angkasa Internasional Terancam

Baca Juga: Santapan Enak Ini Justru Dilarang Dikonsumsi Astronot Saat Ada di ISS

Baca Juga: Modul Stasiun Luar Angkasa Rusia Dihancurkan dan Dibuang ke Laut

  

Barstow juga merasa ngeri dengan peristiwa perang. "Tindakan Rusia dalam menginvasi Ukraina sangat ekstrem sehingga tidak ada ilmuwan yang saya kenal yang merasa bahwa kami dapat melanjutkan kolaborasi seperti biasanya," katanya.

Keputusan Badan Antariksa Eropa baru-baru ini untuk menangguhkan kolaborasinya dengan Rusia dalam misi ExoMars, setidaknya, akan menyebabkan penundaan parah pada peluncuran proyek yang sangat penting bagi para ilmuwan di wilayah tersebut.

"Namun, kami tidak dapat membandingkan kekecewaan ini dengan rasa sakit yang dialami oleh rakyat Ukraina. Penarikan kerja sama Rusia di ISS bukanlah kejutan, tetapi ini adalah gejala negara yang benar-benar kehilangan kompas moralnya," menurut Barstow.