Hubble Temukan Planet yang Terbentuk dengan Cara yang Tidak Biasa

By Wawan Setiawan, Sabtu, 16 April 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi menunjukkan sebuah planet ekstrasurya besar yang baru terbentuk yang disebut AB Aurigae b. Para peneliti menggunakan data baru dan arsip dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Teleskop Subaru untuk mengonfirmasi bahwa protoplanet ini terbentuk melalui proses yang intens dan keras, yang disebut “ketidakstabilan piringan”.
Ilustrasi menunjukkan sebuah planet ekstrasurya besar yang baru terbentuk yang disebut AB Aurigae b. Para peneliti menggunakan data baru dan arsip dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Teleskop Subaru untuk mengonfirmasi bahwa protoplanet ini terbentuk melalui proses yang intens dan keras, yang disebut “ketidakstabilan piringan”. (Reuters)

 Baca Juga: Eksoplanet Berbatu Ternyata Lebih Beragam dan Ekostis Dari Perkiraan

Umur panjang Hubble memainkan peran khusus dalam membantu para peneliti mengukur orbit protoplanet. Dia awalnya sangat skeptis bahwa AB Aurigae b adalah sebuah planet. Data arsip dari Hubble, dikombinasikan dengan pencitraan dari Subaru, terbukti menjadi titik balik dalam mengubah pikirannya.

“Kami tidak dapat mendeteksi gerakan ini selama satu atau dua tahun. Hubble memberikan dasar waktu, dikombinasikan dengan data Subaru, selama 13 tahun, yang cukup untuk mendeteksi gerakan orbital,” tutur Currie.

“Hasil ini memanfaatkan pengamatan di darat dan luar angkasa. Kita bisa kembali ke masa lalu dengan pengamatan arsip Hubble. AB Aurigae b sekarang telah dilihat dalam berbagai panjang gelombang, dan gambaran yang konsisten telah muncul, yang sangat solid,” kata Olivier Guyon dari University of Arizona, Tucson, dan Subaru Telescope, Hawaii.

“Penemuan ini merupakan bukti kuat bahwa beberapa planet gas raksasa dapat terbentuk melalui mekanisme ketidakstabilan piringan. Pada akhirnya, gravitasi adalah yang terpenting, karena sisa-sisa proses pembentukan bintang pada akhirnya akan ditarik bersama oleh gravitasi untuk membentuk planet, dengan satu atau lain cara,” jelas Alan Boss dari Carnegie Institution of Science di Washington, D.C.

Teleskop Subaru setinggi 8,2 meter terletak di dekat puncak Maunakea di Hawai`i, sebuah gunung berapi yang tidak aktif yang dikenal karena kualitasnya yang tak tertandingi sebagai situs astronomi dan signifikansi pribadi serta budayanya yang dalam bagi banyak penduduk asli Hawaii.

“Studi ini menyoroti pemahaman kita tentang berbagai cara planet terbentuk, " pungkas Currie.