Nationalgeographic.co.id—Kongres Pemuda I dan II menjadi ruh bagi lahirnya semangat persatuan bangsa Indonesia dengan balutan nasionalisme dan semangat yang membara.
Kemerdekaan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara adalah cita-cita terbesar yang telah dinantikan segenap rakyat Indonesia, tak terkecuali para golongan pemuda.
Terselenggaranya Kongres Pemuda II, menempatkan tokoh-tokoh penting dalam percaturan politik kala itu yang kemudian membahas tentang upaya-upaya mencapai sebuah negara bangsa yang merdeka.
Salah satu momen penting yang menyumbang semangat berkobar para pemuda nasionalis yang hadir dalam kongres itu, ialah pidato Mohammad Yamin yang penuh dengan semangat dan retorika.
"Pada malam kongres itu, Mohammad Yamin mengucap pidato yang penting," tulis Hans van Miert dalam bukunya yang telah diterjemahkan dengan judul Dengan Semangat Berkobar Nasionalisme dan Gerakan Pemuda di Indonesia, 1918-1930 terbitan 2003.
Dalam pidatonya,"Yamin menuliskan kembali tentang sejarah kepulauan ini (Indonesia)," imbuh van Miert. Dikatakannya bahwa "Roh Indonesia" tertulis dalam sejarah Majapahit dan Sriwijaya.
Dua kerajaan besar itu digambarkan Yamin sebagai kerajaan-kerajaan Indonesia, dimana mereka telah mencapai masa kejayaannya sebagai warisan peradaban dunia.
Dengan retorikanya, Yamin juga mengisahkan tentang keterampilan dan keberanian para pemuda Indonesia sejak era prasejarah dalam mengarungi samudera luas untuk bisa singgah ke sebuah pulau di Afrika, Madagaskar.
Banyak sejarah bangsa Indonesia yang tak boleh dilupakan dan dari sanalah, identitas dan semangat akan kembalinya "Roh Indonesia" perlu digaungkan.
Sebagai syarat untuk dapat memenuhi semangat persatuan, dengan retorikanya, Yamin menyebut lima asas atau dasar yang menurutnya mutlak.
"Yang pertama dan yang paling utama adalah unsur sejarah: Sejarah Indonesia adalah satu dasarnya dan satu jalannya," sebut van Miert dalam bukunya.