Seperti Arisan, Orang Yunani Mengundi Pejabat: Bisakah untuk Pemilu ?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 19 April 2022 | 09:00 WIB
Seorang arkhon (pejabat publik) memimpin pengundian warga Athena untuk menduduki jabatan publik. Dengan sistem undian atau kleroteria, semua warga Athena berhak untuk bisa duduk di jabatan publik. Mungkinkah digunakan dalam pemilu? (History_docu_photo/Alamy Stock Photo)

Baca Juga: Pengadilan Yunani Kuno Atas Socrates, Apa yang Menyebabkannya Dihukum?

Baca Juga: Aristoteles di Yunani dan Nasibnya karena Kedekatan dengan Makedonia

Baca Juga: Menyelami Filsafat Cinta dari Plato Pada Simposiumnya di Athena

   

Crochetière menilai, konsep undian ini punya banyak kelebihan politis. Praktik suap tidak bisa dimainkan untuk mendulang kemenangan secara gelap. Partisipasi politik warga juga bisa meningkat secara otomatis walau kemungkinan bisa memegang jabatan publik sangatlah kecil.

"Setiap warga negara, dengan menunjukkan dirinya dengan pinakion yang bertuliskan nama dan deme, dan dengan mengambil bagian dalam prosedur yang sangat mendasar bagi ideologi politik Athena akan menegaskan kembali keanggotaannya dalam komunitas dan menegaskan haknya sebagai anggota kelompok elit warga negara Athena," ungkap Crochetière.

"Dengan demikian, tampak jelas bahwa prosedur ini bermuatan ideologis tinggi dan mencontohkan aspek-aspek fundamental demokrasi Athena."

Namun, ada sisi kelemahan dari praktik pengundian kandidat jabatan publik ini. Saking terbukanya untuk segenap warga Athena yang bisa mendaftar, tidak ada konsep profesionalisme untuk berpartisipasi.

Crochetière menulis, gagasan ini menghilangkan semua aspek rasionalisasi dari prosedur pemilihan yang mungkin berbahaya. Sebab, para kandidat tidak dipilih berdasarkan kualitas tertentu, sehingga memungkinkan jabatan yang diemban bisa lebih baik atau lebih buruk.