Sanxingdui: Wajah-wajah Aneh dari Budaya Misterius Tiongkok Kuno

By Galih Pranata, Jumat, 22 April 2022 | 08:00 WIB
Topeng emas dengan wajah aneh ditemukan di Sichuan, Tiongkok. Reruntuhan Sanxingdui di Sichuan begitu misterius sehingga banyak pertanyaan yang masih belum terpecahkan hingga hari ini. (Wang Mingping /CFP)

Nationalgeographic.co.id—Wajah-wajah aneh muncul dan ditemukan oleh sejumlah pakar arkeolog di Cina. Wajah aneh ini tergambar ke dalam sebuah artefak kuno dari budaya yang masih menjadi misteri.

Otoritas peninggalan budaya Tiongkok, pada 9 September 2021, mengungkap beberapa penemuan baru dari Reruntuhan Sanxingdui yang misterius di Provinsi Sichuan, termasuk topeng emas, topeng perunggu besar, patung perunggu, dan ukiran gading.

"Sebuah topeng emas lengkap dengan lebar 37,2 sentimeter, tinggi 16,5 sentimeter dan berat sekitar 100 gram digali dari Lubang No.3 Reruntuhan Sanxingdui," tulis Han Jing kepada Xinhua News.

Han Jing menulis artikelnya yang berjudul New discoveries at Sanxingdui Ruins shed light on Chinese civilization yang dipublikasikan pada 20 Maret 2021.

Para arkeolog juga telah menemukan enam lubang pengorbanan baru dan menggali lebih dari 500 benda yang berasal dari sekitar 3.000 tahun yang lalu di Reruntuhan Sanxingdui di Provinsi Sichuan.

"Potongan patung gading mini, beras berkarbonisasi dan biji pohon juga digali. Sisa lubang yang baru ditemukan masih dalam penggalian," imbuhnya.

Sanxingdui terlihat aneh dan sering dikaitkan dengan alien. (The Odyssey Online)

Wajah aneh dalam patung kuno Sanxingdui dengan mata melotot (menonjol keluar) di Cina. (Xin Media)

"Anehnya, kami telah menemukan beberapa barang perunggu yang belum pernah terdengar sebelumnya," kata Lei Yu, dari Institut Penelitian Arkeologi dan Peninggalan Budaya Provinsi Sichuan kepada Xinhua News.

Gaya artefak yang aneh adalah alasan utama di balik kejutan tersebut. Misalnya, patung perunggu setinggi 2,62 m dan pohon perunggu setinggi 3,95 m ditemukan di sini.

Ada juga sosok manusia dengan hidung besar dan mata melotot, patung babi tanah liat yang mengingatkan orang pada piggy villains dari serial gim Angry Birds, serta tongkat emas dengan simbol misterius di atasnya.

Gaya aneh seperti itu melampaui gagasan normal orang-orang tentang peradaban tradisional Tiongkok, sementara artefaknya juga berbicara banyak tentang keragaman dan sejarahnya yang mengakar.

"Sementara itu, pohon perunggu dan sosok manusia yang digali adalah unik dan sangat inovatif," lanjut Han dalam tulisannya. 

Tongkat emas, topeng emas, dan beberapa barang giok di situs Reruntuhan Sanxingdui memiliki kesamaan dengan peninggalan yang ditemukan di Asia Barat, Tengah, dan Tenggara, sedangkan ribuan kerang yang digali di sini kemungkinan besar berasal dari India dan wilayah lain melalui jalur laut.

   

Baca Juga: Temuan Enam Lubang Pengorbanan Ungkap Ritual Kerajaan Tiongkok Kuno

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Catatan Awal Aurora di Tulisan Bambu Tiongkok Kuno

 Baca Juga: Apakah Tentara Terakota Tiongkok Terilhami Seniman Patung Yunani Kuno?

 Baca Juga: Inovasi Teknologi Perkakas Batu 40.000 Tahun Silam di Situs Xiamabei

     

Dilansir dari CISION PR Newswire Asia dalam artikelnya berjudul 'Bizarre' Sanxingdui Ruins: A tale of cultural integration (2021), rute ini menunjukkan kemungkinan interaksi dan komunikasi antara Sanxingdui dan peradaban Asia kuno lainnya.

"Reruntuhan Sanxingdui begitu misterius sehingga banyak pertanyaan yang masih belum terpecahkan hingga hari ini," tulisnya.

Peninggalan langka ini menyajikan gambaran peradaban kuno yang terbuka dan inklusif di Sanxingdui. Sementara itu, mereka juga menjadi saksi peradaban Tiongkok kuno yang inklusif yang memperoleh kemakmuran dari keragaman dan integrasi.

Sambil mencari kebenaran di balik misteri ini, studi arkeologi berkelanjutan juga membantu mengintegrasikan peradaban Tiongkok ke dunia pengetahuan atau sains.

"Hal ini juga dapat menginspirasi seseorang untuk menemukan esensi peradaban manusia, sehingga lebih memahami dunia yang memperoleh kemakmuran melalui kesetaraan dan pembelajaran bersama," tutupnya.