Mummy Brown: Cat Abad ke-16 yang Terbuat Dari Bubuk Mumi Giling

By Agnes Angelros Nevio, Jumat, 22 April 2022 | 15:00 WIB
Kiri: Mumi Mesir yang tidak dikenal. Kanan: Bubuk modern dari pigmen Mummy Brown. Beberapa seniman pada abad ke-19 masih menggunakan bubuk dari hasil gilingan mumi untuk menambahkan warna coklat pada lukisannya. ( michal812)

Permintaan Sangat Tinggi

Permintaan yang tinggi pada mumi Mesir menyebabkan banyak uang yang bisa dihasilkan dalam perdagangan ini. Tidak mengherankan, pemalsuan dilakukan oleh beberapa orang demi bisnis atau untuk memenuhi permintaannya yang tinggi. Jadi, ketika mumi Mesir yang sebenarnya kekurangan pasokan, mayat penjahat yang dihukum digunakan sebagai gantinya.

Perusahaan swasta ini bermaksud mengolah tubuh penjahat atau budak yang dieksekusi dengan cara dilumuri dengan bitumen dan dijemur untuk menghasilkan mumi yang tampak asli. Kemudian, mumi ini dijual kepada pedagang. Setelah digiling menjadi bubuk, mungkin hampir mustahil untuk membedakan antara mumi Mesir asli dan mayat segar yang diberi bitumen.

Saat ini, pigmen Caput Mortuum, yang berarti "kepala mati" atau "sisa-sisa yang tidak berharga," adalah nama alternatif untuk Mummy Brown. Pigmen ini diproduksi oleh merek populer seperti Faber Castell. Namun demikian, yakinlah bahwa tidak ada mayat yang digunakan dalam produksinya.