Para Astronom Menemukan Mikronova, Jenis Baru dari Ledakan Bintang

By Wawan Setiawan, Sabtu, 23 April 2022 | 12:00 WIB
Ilustrasi sistem bintang dua di mana mikronova dapat terjadi. Cakram biru yang berputar-putar di sekitar katai putih terang di tengah gambar terdiri dari bahan, sebagian besar hidrogen, yang dicuri dari bintang pendampingnya. (ESO/M. Kornmesser, L. Calçada)

Nationalgeographic.co.id - Sebuah tim astronom, dengan bantuan Very Large Telescope milik European Southern Observatory's VLT (ESO's VLT), telah mengamati jenis ledakan bintang baru, yang dikenal sebagai mikronova. Ledakan ini terjadi di permukaan bintang tertentu, dan masing-masing dapat membakar sekitar 3,5 miliar materi bintang ‘Piramida Agung Giza’ hanya dalam beberapa jam saja.

"Kami telah menemukan dan mengidentifikasi untuk pertama kalinya apa yang kami sebut mikronova," jelas Simone Scaringi, astronom dari Durham University di Inggris yang memimpin studi tentang ledakan ini yang mana hasilnya telah diterbitkan di jurnal Nature pada 20 April 2022 dengan judul "Localized thermonuclear bursts from accreting magnetic white dwarfs".

"Fenomena ini menantang pemahaman kita tentang bagaimana ledakan termonuklir di bintang terjadi. Kami pikir kami tahu ini, tetapi penemuan ini mengusulkan cara yang sama sekali baru untuk mencapainya," tambahnya.

Micronova adalah peristiwa yang sangat kuat, tetapi kecil dalam skala astronomi; mereka jauh kurang energik daripada ledakan bintang yang dikenal sebagai novae, yang telah diketahui para astronom selama berabad-abad. Kedua jenis ledakan itu terjadi pada katai putih, bintang mati dengan massa sekitar Matahari kita, tetapi sekecil Bumi.

Katai putih dalam sistem bintang dua dapat mencuri materi, sebagian besar hidrogen, dari bintang pendampingnya jika jaraknya cukup dekat. Saat gas ini jatuh ke permukaan bintang katai putih yang sangat panas, ia memicu atom hidrogen untuk melebur menjadi helium secara eksplosif. Dalam nova, ledakan termonuklir ini terjadi di seluruh permukaan bintang.

Ilustrasi sistem dua bintang, dengan katai putih (di latar depan) dan bintang pendamping (di latar belakang), di mana mikronova dapat terjadi. Katai putih mencuri materi dari temannya, yang disalurkan ke kutubnya. Saat materi jatuh di permukaan panas katai putih, itu memicu ledakan mikronova, yang terkandung di salah satu kutub bintang. (Mark Garlick)

"Detonasi semacam itu membuat seluruh permukaan katai putih terbakar dan bersinar terang selama beberapa minggu," jelas Nathalie Degenaar, rekan penulis yang juga seorang astronom di Universitas Amsterdam, Belanda.

Mikronova merupakan ledakan serupa yang skalanya lebih kecil dan lebih cepat, hanya berlangsung beberapa jam. Mereka terjadi pada beberapa katai putih dengan medan magnet yang kuat, yang menyalurkan material menuju kutub magnet bintang.

 Baca Juga: Bukan Tanda Supernova, Misteri Redupnya Betelgeuse Akhirnya Terungkap

 Baca Juga: Astronom Ukraina Menemukan 5 Eksokomet Baru di Sekitar Beta Pictoris

 Baca Juga: Bola Api yang Meledak di Langit Papua Nugini adalah Objek Antarbintang

Melansir Tech Explorist, Paul Groot, astronom di Radboud University di Belanda dan rekan penulis studi tersebut mengatakan, "Untuk pertama kalinya, kita sekarang telah melihat bahwa fusi hidrogen juga dapat terjadi secara lokal. Bahan bakar hidrogen dapat terkandung di dasar kutub magnet beberapa katai putih, sehingga fusi hanya terjadi di kutub magnet ini. Hal ini menyebabkan bom fusi mikro meledak, yang memiliki kekuatan sekitar sepersejuta ledakan nova, oleh karena itu dinamakan mikronova."