Awalnya, banyak ilmuwan yang mengira garis landasan berperan sebagai semacam penghalang untuk menjaga air laut tidak tergelincir di bawah lapisan es yang menempel di tanah. Tetapi pemodelan makalah ini menunjukkan, jika tanahnya datar dan atau miringnya ke dalam bagian lapisan es daratan, air asing dapat menerobis melewati garis landasan.
Alexander Robel, penulis utama studi dan kepala Ice and Climate Group di Georgia, AS, mengatakan, kondisi seperti ini, dan jika aliran air tawar dari es yang mencair tidak terlalu cepat, air laut seharusnya bisa masuk ratusan kaki dan berkilo-kilo jauhnya lewat garis landasan.
Pemahaman ini lagi-lagi tidak masuk dalam model pencarian glasial yang sebelumnya diperkirakan para ilmuwan terhadap Antarktika. "Ini didasarkan pada asumsi sebelumnya bahwa pada dasarnya ada penghalang hidrolik di garis landasan, dan air laut tidak pernah naik ke hulu," terang Robel.
Baca Juga: Kalau Gletser Ini Lepas, Antarktika Barat Bakal Kehilangan Banyak Es
Baca Juga: Jika Gletser Mencair 2100, Ada Habitat Luas Baru untuk Salmon
Baca Juga: Gagal Lintasi Antarktika, Kisah Penyelamatan Shackleton Terus Diingat
Sebelumnya, para ilmuwan memperkirakan antara sembilan dan 17 sentimeter gletser Antarktika berkontribusi terhadap naiknya permukaan air pada 2100. Tetapi penelitian terbaru, dengan berbagai faktor lainnya, angka itu berlipat ganda menjadi 21 dan 27 sentimeter lapisan gletser akan mencair.
"Bukankah gila bahwa model ini dapat menghasilkan tingkat kenaikan permukaan laut yang jauh lebih tinggi?" kata Robel. Salah satu faktor lainnya adalah intrusi laut, di mana air asin bergerak ke akuifer air tawar dan mengkontaminasi pasokannya. "Itu menjadi teka-teki, untuk menjelaskan dengan tepat mengapa permukaan laut jauh lebih tinggi."
"Saya pikir sekarang ada keragaman bukti, khususnya di Antartika Barat, menggunakan metode pengamatan yang berbeda, metode instrumental yang berbeda, yang menunjukkan bahwa pasti ada tempat di mana sepertinya ada air laut dan meleleh di hulu garis landasan," tambahnya.