Wabah Hepatitis Misterius Mulai Menyebar ke Amerika Utara dan Asia

By Ricky Jenihansen, Jumat, 29 April 2022 | 10:00 WIB
Jepang melaporkan kasus infeksi hepatitis misterius pertama pada 21 April 2022. (The Jiji Press, Ltd.)

Nationalgeographic.co.id—Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini telah mengonfirmasi infeksi hepatitis misterius di Inggris yang kemudian menyebar ke Spanyol. Satu kasus kematian pertama telah terjadi dan infeksi meningkat lebih dari 110 kasus di Eropa. Sekarang, infeksi tersebut juga telah dilaporkan menyebar di Amerika Utara dan Asia baru-baru ini.

The Guardian melaporkan, Jepang telah mengonfirmasi anak dengan penyakit hati akut yang tidak diketahui asalnya, dan Kanada menyelidiki kasus serupa dengan hampir 200 kasus sekarang tercatat di seluruh dunia. Dengan demikian, penyakit hati misterius ini telah menyebar ke belasan negara di seluruh dunia, telah mencapai benua Asia, dengan kasus yang dilaporkan di Jepang.

Kasus hepatitis akut di Jepang, atau peradangan hati yang tidak diketahui asalnya ditandai oleh otoritas setempat pada 21 April pada seorang anak yang dites negatif untuk adenovirus, kemungkinan penyebab yang sedang diselidiki di seluruh dunia dan termasuk Covid-19.

"Pasien itu belum menjalani transplantasi hati", kata kementerian kesehatan pada hari Senin, 25 April 2022, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sementara itu, Badan Kesehatan Masyarakat Kanada mengatakan pada hari Selasa, 26 April 2022, bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan hepatitis akut parah yang tidak diketahui asalnya pada anak-anak. Meski demikian, otoritas tidak mengungkapkan jumlah kasus atau lokasinya.

Hepatitis parah yang tidak diketahui asalnya telah dicatat pada anak-anak di selusin negara di seluruh dunia. (iStockphoto)

Sejauh ini di seluruh dunia, 190 kasus hepatitis akut misterius pada anak telah dilaporkan. Lebih dari 140 kasus di antaranya dikonfirmasi di Eropa, sebagian besar di Inggris sebanyak 110 kasus. Kasus lebih lanjut telah ditemukan di Israel dan di Amerika Serikat. Tujuh belas anak menjadi sangat sakit sehingga mereka membutuhkan transplantasi hati.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan dalam peringatan kesehatan nasional pekan lalu bahwa kasus pertama di sana diidentifikasi pada Oktober di Alabama. Sementara, kasus pertama di Inggris tercatat pada bulan Januari.

Pada hari Sabtu, WHO mengatakan setidaknya satu kematian telah dilaporkan sehubungan dengan wabah tersebut. Badan kesehatan PBB mengatakan kasus-kasus itu dilaporkan pada anak-anak berusia antara satu bulan dan 16 tahun. WHO tidak mengatakan di negara mana kematian itu terjadi.

Hampir 200 anak telah terinfeksi hepatitis yang tidak diketahui asalnya di seluruh dunia di 14 negara sejauh ini. (Daily Mail)

Hepatitis biasanya disebabkan oleh salah satu dari beberapa virus hepatitis menular, tetapi ini belum ditemukan pada anak-anak yang terinfeksi. Penyakit kuning, diare dan sakit perut adalah beberapa gejala yang dilaporkan.

Satu teori yang sedang diselidiki ole Health Security Agency, Inggris adalah bahwa kurangnya paparan adenovirus umum yang biasanya menyebabkan sakit perut dan pilek. Virus tersebut selama pandemi coronavirus telah menyebabkan penyakit yang lebih parah di antara anak-anak. Dari 53 kasus yang diuji di Inggris, sekitar 40 atau 75 persen menunjukkan tanda-tanda infeksi adenovirus.

Baca Juga: Semua Jenis Kopi dapat Melindungi dari Infeksi Hepatitis Akut

 Baca Juga: Sains Indonesia Terbaru, Mengapa Daun Sukun Bisa Memerangi Hepatitis?

Direktur Kesehatan Masyarakat Skotlandia, Jim McMenamin, mengatakan kepada Reuters bahwa pekerjaan sedang dilakukan untuk memahami apakah adenovirus telah bermutasi menyebabkan penyakit yang lebih parah, atau apakah itu dapat menyebabkan masalah "bersamaan" dengan virus lain, termasuk kemungkinan Sars-CoV- 2, virus penyebab Covid-19.

Pejabat Inggris mengatakan "tidak ada hubungan" antara kasus ini dan vaksin Covid-19, karena tidak ada anak yang terkena hepatitis yang menerima vaksin.

Andrea Ammon, direktur di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa di Stockholm, mengatakan, bahwa sejauh ini tidak ada hubungan antara kasus dan tidak ada hubungan dengan bepergian. "Penyakit itu muncul pada anak-anak yang sebelumnya sehat," kata Ammon.