Melihat Sarkofagus Milik Tziampo, Pelindung Kaisar Romawi Diocletian

By Maria Gabrielle, Sabtu, 30 April 2022 | 15:00 WIB
Sarkofagus milik Tziampo. (İHA)

Nationalgeographic.co.id - Temuan menarik didapat dari penggalian di Provinsi Kocaeli, Turki bagian barat. Para ahli menemukan sebuah sarkofagus milik prajurit yang menyandang gelar “Pelindung Kaisar”.

Dilansir dari Arkeonews, sisa-sisa material arkeologis ditemukan selama konstruksi pondasi sebuah bangunan antara tahun 2017 dan 2019. Selama penggalian yang diprakarsai oleh Direktorat Museum Kocaeli, sebanyak 37 makam diindentifikasi.

Pada masa penelitian itulah, sebuah sarkofagus dengan tulisan latin yang berarti “Pelindung Kaisar” ditemukan. Penemuan seperti ini belum pernah terlihat di Anatolia sebelumnya.

Dalam studi yang dilakukan bersama lektor kepala (associate professor) Hüseyin Sami ztürk dari Universitas Marmara, ditetapkan bahwa salah satu sarkofagus yang bertuliskan bahasa Latin adalah milik Tziampo, pengawal Kaisar Diocletian.

Pada sarkofagus bertuliskan keterangan singkat mengenai sang pemilik. Mulai dari usia, pekerjaan yang digeluti semasa hidup hingga ketentuan penggunaan sarkofagus.

Saya hidup selama 50 tahun. Saya tidak mengizinkan siapa pun selain putra saya Severus atau istri saya dimakamkan di makam ini. Saya bertugas di militer selama 9 tahun sebagai kavaleri, 11 tahun sebagai orang biasa, dan 10 tahun sebagai pelindung. Jika ada yang berani mengubur orang lain di makam ini, dia akan membayar 20 follis ke Fiscus dan 10 ke pundi-pundi kota,” begitu isi tulisan pada sarkofagus.

Tulisan latin pada sarkofagus. (İHA)

Direktur Museum Kocaeli, Serkan Geduk mengatakan bahwa sarkofagus sangat penting. Tidak hanya mengenai informasi yang tertulis, tetapi juga tentang dua kerangka dan temuan kecil yang didapat di sana.

“Karena prasasti tentang penjagaan kaisar Romawi yang dikenal sampai sekarang telah bertahan tanpa sisa material lainnya. Untuk pertama kalinya, sebuah prasasti pengawal kekaisaran; Itu telah bertahan secara keseluruhan dengan dua kerangka di sarkofagus dan hadiah pemakaman,” ujar Serkan Geduk.

“Dalam hal ini, Sarkofagus Tziampo adalah yang pertama di dunia untuk jenisnya. Ini adalah kesempatan besar bagi kami karena sarkofagus dan area pekuburan di sekitarnya bertahan hingga hari ini,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Tziampo yang juga disebut sebagai “ajudan” Kaisar Diocletian berasal dari Rumania. Serkan Geduk menjelaskan Tziampo memulai karier militernya sebagai prajurit kalaveri.

Setelah sembilan tahun mengabdi, dia dipromosikan ke pangkat “ordinaryus” atau kapten. Setelah 11 tahun menekuni karier sebagai kapten, diketahui bahwa Tziampo menyandang gelar sebagai pelindung atau protector.

 Baca Juga: Jejak Bizantium dari Penemuan Sarkofagus Berusia 1.800 Tahun di Israel

 Baca Juga: Manik-manik Kaca Emas Romawi Ditemukan di Situs Sarkofagus Bali

 Baca Juga: Langka, Kerangka Wanita Romawi Kuno Ditemukan dengan Produk Kecantikan

“Pelindung adalah gelar yang sangat penting yang diberikan kepada prajurit kelas elit dari mendiang tentara Romawi. Misi ini dibuat dengan Kaisar Gallienus dan nama lengkapnya adalah "Pelindung Kaisar,” jelas Direktur Museum Kocaeli ini.

“Sampai saat ini jumlah tentara yang diketahui dan melakukan tugas ini ada tujuh orang. Ini berasal dari Italia, Kroasia, Serbia, Aljazair, dan Arab saat ini. Dengan Tziampo, jumlah ini mencapai delapan orang, dan seorang prajurit yang menyandang gelar pelindung kaisar didokumentasikan untuk pertama kalinya di Anatolia. Apalagi Tziampo adalah satu-satunya pelindung kaisar untuk saat ini yang dapat didokumentasikan, tidak hanya dengan prasasti tetapi juga dengan kerangka dan hadiah penguburannya,” tambahnya.

Sementara itu, sarkofagus merupakah peti batu atau wadah yang digunakan untuk menyimpan peti mati. Melansir dari National Geographic, meskipun awalnya dibuat untuk menyimpan peti mati, istilah ini merujuk pada peti mati batu yang ditempatkan di atas tanah.

Adapun sarkofagus batu paling awal digunakan oleh firaun Mesir dari dinasti ketiga yang memerintah dari sekitar tahun 2686 hingga 2613 SM. Selain Mesir kuno, Roma dan Yunani kuno juga diketahui menggunakan sarkofagus. Ukiran pada sarkofagus dan benda-benda di dalamnya terus mengejutkan dan menyenangkan para sejarawan dan ilmuwan, memberikan wawasan tentang budaya kuno.