Isyarat Jari Peninggalan Romawi Kuno yang Masih Kita Gunakan

By Sysilia Tanhati, Minggu, 1 Mei 2022 | 07:00 WIB
Di banyak tempat, pose dua jari bisa melambangkan perdamaian. Namun di beberapa tempat, ini berarti penghinaan. (Priscilla Du Preez)

Jari yang disilangkan memiliki arti yang berbeda

Jari yang disilangkan telah digunakan di Eropa selama 1.500 tahun terakhir. Tapi ini memiliki arti yang berbeda-beda.

Selama Abad Pertengahan, adalah umum di Eropa untuk menyilangkan jari untuk melambangkan salib yang dipikul oleh Yesus Kristus. Dan juga mencari perlindungan Tuhan. Selama masa Romawi, umat Katolik awal menggunakannya sebagai simbol untuk saling mengenali dan berkumpul tanpa ketahuan.

Di Eropa Tengah dan Timur, orang menyilangkan jari di belakang punggung. Itu adalah tanda yang menunjukkan bahwa mereka berbohong dan meminta pengampunan Tuhan.

Di negara-negara berbahasa Inggris dan Denmark, adalah umum untuk menyilangkan jari untuk mengucapkan semoga sukses. Ini adalah tanda dengan arti yang berbeda tergantung pada negara.

Pollex, ibu jari

Banyak yang berpikir pollice verso yang berarti jempol yang diputar adalah simbol yang digunakan oleh orang Romawi kuno ketika mereka berharap seorang gladiator harus mati. Namun para sarjana memiliki kesimpulan yang berbeda.

Ibu jari digunakan oleh orang banyak di pertandingan gladiator untuk menunjukkan apakah seorang pejuang yang kalah harus dibunuh atau diampuni.

Gerakan jempol, tanda kematian gladiator yang jatuh tidak dilakukan dengan mengacungkan jempol ke bawah ke tanah, tapi ke arah langit.

Dalam keadaan yang berlawanan, ketika gladiator yang jatuh dianggap telah bertarung dengan cukup berani untuk mempertahankan hidupnya, orang Romawi memberi isyarat dengan cara yang menyerupai kepalan tangan yang tertutup.

Etruria sering melukis tanda tanduk di kuburan untuk melindungi orang mati dari setan.

Orang-orang di Italia kuno percaya bahwa tanda tanduk memiliki kekuatan untuk menangkal nasib buruk. Selain itu juga melindungi dari mata jahat.