Isyarat Jari Peninggalan Romawi Kuno yang Masih Kita Gunakan

By Sysilia Tanhati, Minggu, 1 Mei 2022 | 07:00 WIB
Di banyak tempat, pose dua jari bisa melambangkan perdamaian. Namun di beberapa tempat, ini berarti penghinaan. (Priscilla Du Preez)

Nationalgeographic.co.id - Isyarat jari bisa menjadi cara terbaik untuk mengekspresikan emosi. Orang menggunakan isyarat jari untuk berkomunikasi dan saling menghina selama ribuan tahun. “Banyak isyarat jari yang kita gunakan di zaman modern berakar kuat di masa lalu,” tutur Conny Waters dilansir dari laman Ancient Pages.

Beberapa isyarat jari yang sering kita gunakan saat ini berasal dari zaman Romawi. Apa sajakah itu?

Digitus Impudicus, jari yang menyerang

Memberi seseorang jari tengah adalah penghinaan di zaman kuno. Saat ini, mengacungkan jari tengah masih memiliki arti yang sama.

Menurut sejarawan, tanda jari tengah berakar di Yunani kuno, di mana pada awalnya digunakan sebagai penghinaan seks. Secara historis, itu mewakili lingga, dan orang Romawi kuno sangat menyukai tanda ini sehingga mereka mulai menggunakannya.

Seiring berjalannya waktu, isyarat jari ini menjadi isyarat kasar yang terutama digunakan untuk menghina atau mengejek seseorang.

Dalam drama Yunani kuno “The Clouds” karya penulis drama Aristophanes, seorang murid memberi Socrates jari tengah dan dia segera ditegur. Socrates mengatakan kepadanya bahwa dia kasar dan bodoh.

Kaisar Romawi Caligula senang menghina dan mempermalukan orang dengan memaksa mereka untuk mencium jari tengahnya alih-alih tangannya.

Tacitus (56 - 120 M), salah satu sejarawan Romawi terbesar, menulis digitus impudicus yang berarti jari tak tahu malu. Menurutnya ini tidak senonoh atau ofensif, menjadi begitu terkenal bahkan suku Barbar mulai menggunakannya.

Moutza, mengulurkan lima jari

Tanda Moutza digunakan oleh orang Yunani kuno untuk mengutuk dan mengirim mantra yang berbahaya bagi orang itu. “Semakin dekat gerakan itu ke wajah seseorang, semakin mengancam,” tambah Waters.

Mengulurkan lima jari juga merupakan penghinaan mengerikan yang mirip dengan jari ofensif. Di Timur Tengah, ini juga merupakan penghinaan. Dengan mengulurkan lima jari, satu menunjukkan seseorang memiliki lima ayah dan adalah seorang bajingan.

Jari yang disilangkan memiliki arti yang berbeda

Jari yang disilangkan telah digunakan di Eropa selama 1.500 tahun terakhir. Tapi ini memiliki arti yang berbeda-beda.

Selama Abad Pertengahan, adalah umum di Eropa untuk menyilangkan jari untuk melambangkan salib yang dipikul oleh Yesus Kristus. Dan juga mencari perlindungan Tuhan. Selama masa Romawi, umat Katolik awal menggunakannya sebagai simbol untuk saling mengenali dan berkumpul tanpa ketahuan.

Di Eropa Tengah dan Timur, orang menyilangkan jari di belakang punggung. Itu adalah tanda yang menunjukkan bahwa mereka berbohong dan meminta pengampunan Tuhan.

Di negara-negara berbahasa Inggris dan Denmark, adalah umum untuk menyilangkan jari untuk mengucapkan semoga sukses. Ini adalah tanda dengan arti yang berbeda tergantung pada negara.

Pollex, ibu jari

Banyak yang berpikir pollice verso yang berarti jempol yang diputar adalah simbol yang digunakan oleh orang Romawi kuno ketika mereka berharap seorang gladiator harus mati. Namun para sarjana memiliki kesimpulan yang berbeda.

Ibu jari digunakan oleh orang banyak di pertandingan gladiator untuk menunjukkan apakah seorang pejuang yang kalah harus dibunuh atau diampuni.

Gerakan jempol, tanda kematian gladiator yang jatuh tidak dilakukan dengan mengacungkan jempol ke bawah ke tanah, tapi ke arah langit.

Dalam keadaan yang berlawanan, ketika gladiator yang jatuh dianggap telah bertarung dengan cukup berani untuk mempertahankan hidupnya, orang Romawi memberi isyarat dengan cara yang menyerupai kepalan tangan yang tertutup.

Etruria sering melukis tanda tanduk di kuburan untuk melindungi orang mati dari setan.

Orang-orang di Italia kuno percaya bahwa tanda tanduk memiliki kekuatan untuk menangkal nasib buruk. Selain itu juga melindungi dari mata jahat.

Menariknya, dalam agama Hindu, gerakan tangan serupa–dengan ujung jari tengah dan jari manis menyentuh ibu jari–adalah gerakan yoga yang dipercaya dapat meremajakan tubuh. Dalam agama Buddha, itu digunakan untuk mengusir setan.

 Baca Juga: Sejarah Acungkan Jari Tengah, Di Romawi Kuno Jadi Lambang Seks

 Baca Juga: Mengungkap Asal-usul dan Evolusi Bahasa Isyarat di Kehidupan Manusia

 Baca Juga: Eksperimen Vokalisasi Ikonik Ini Kuak Bagaimana Bahasa Terbentuk

Tanda kemenangan

Sebagian besar mengaitkan tanda kemenangan klasik dengan Perang Dunia II. Akan tetapi awal  mula isyarat jari ini ternyata jauh lebih tua. Dua jari digunakan selama Abad Pertengahan sebagai tanda kemenangan. Isyarat ini makin terkenal ketika muncul di lukisan yang dikenal sebagai Religion Saved Spain oleh Tiziano Vecelli.

Kanvas minyak yang diproduksi antara tahun 1572 dan 1575 untuk memperingati Pertempuran Lepanto pada tahun 1571. Lukisan itu menceritakan seorang wanita Spanyol menggunakan isyarat V setelah kemenangan atas Kekaisaran Ottoman selama pertempuran laut.

Meskipun isyarat jari dapat menunjukkan apa yang ada di pikiran, gerakan tertentu bisa membuat seseorang mendapat masalah.

Jika Anda mengunjungi negara asing, pikirkan dua kali sebelum menggunakan isyarat jari. Apa yang Anda anggap sebagai isyarat tangan yang positif bisa menjadi penghinaan yang mengerikan bagi seseorang dari budaya yang berbeda.