Parasit Berbahaya Buat Manusia Bisa Menumpang Lewat Mikroplastik

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 2 Mei 2022 | 12:52 WIB
Mikroplastik. (Energy Industry Review)

Nationalgeographic.co.id - Ada di daratan, ada di lautan, ada di tempat terkotor sedunia, bahkan juga ada di tempat terpencil sedunia. Mikroplastik, partikel plastik kecil yang lebih kecil dari lima milimeter sudah mencemari planet kita.

Kemunculannya yang di mana-mana, punya bahaya terkandung. Tidak hanya karena bahan kimianya, sebuah penelitian di jurnal Scientific Reports mengungkapkan, bahaya lainnya dari mikroplastik yang di laut adalah bisa menjadi tempat tumpangan bagi parasit. Akibatnya, parasit yang biasanya ada di daratan bisa melompat menyerang kehidupan laut.

Makalah itu dipublikasikan 26 April 2022, berjudul "Association of zoonotic protozoan parasites with microplastics in seawater and implications for human and wildlife health".

Para peneliti dari University of California di Davis (UC Davis), AS, memaparkan temuan itu berdasarkan temuan di dalam laboratorium. Tiga kuman umum seperti Toxoplasma gondiiGiardia, dan Cryptosporadium, mampu menempel pada limbah mikroplastik.

Ketiganya dipilih oleh tim untuk dipelajari, karena menjadi penyebab penyakit yang sering diremehkan dari konsumsi kerang menurut laporan WHO.

Mikroplastik yang bisa mereka tumpangi adalah manik-manik mikro dan serat mikro sintetis. Manik-manik mikro (microbeads) sering ditemukan pada produk kosmetik seperti exfoliant dan pembersih, sedangkan serat mikro (microfibers) lebih banyak dipakai untuk pakaian dan jaring ikan.

Sejak lama ilmuwan telah mengetahui bahwa ada banyak parasit yang menempel pada serat mirko daripada manik-manik mikro, walau kedua jenis mikroplastik ini membawa patogen darat.

"Sangat mudah bagi orang mengabaikan masalah plastik sebagai sesuatu yang tidak penting bagi mereka, semisal, 'Saya bukan kura-kura di laut; saya tidak akan tersedak benda ini'," kata Karen Shapiro, salah satu penulis makalah dari School of Veterinary Medicine UC Davis, dikutip dari rilis.

"Tapi begitu Anda mulai berbicara tentang penyakit dan kesehatan, ada lebih banyak kekuatan untuk mendorong perubahan. Mikroplastik benar-benar dapat memindahkan kuman, dan kuman ini berakhir di air dan makanan kita."

Baca Juga: Harapan Baru Penanganan Limbah: Varian Enzim Bisa Hancurkan Plastik

Baca Juga: Acer Aspire Vero, Laptop Ramah Lingkungan dari Plastik Daur Ulang

 Baca Juga: Bahan Kimia pada Plastik Diduga Bisa Meningkatkan Berat Badan

Diketahui, T. gondii adalah parasit yang biasanya ditemukan di kotoran kucing. Dampaknya bisa menyebabkan kista pada tulang, otak, dan mata kita, serta menyebabkan gangguan reproduksi.

Parasit ini juga mampu menginfeksi hewan berdarah panas, berang-berang laut, lumba-lumba Hector, dan anjing laut Hawaii.

Sementara Giardia dan Cryptosporadium menyebabkan penyakit gastrointestinal. Penyakit ini dapat mematikan orang-orang dengan kekebalannya yang terganggu dan anak-anak.

"Ini adalah masalah yang sangat mempengaruhi manusia dan hewan," kata penulis pertama Emma Zhang, mahasiswa kedokteran di UC Davis School of Veterinary Medicine. "Ini menyoroti pentingnya pendekatan One Health yang membutuhkan kolaborasi lintas disiplin manusia, satwa liar, dan lingkungan. Kita semua bergantung pada lingkungan laut."

Plastik memudahkan patogen untuk mencapai kehidupan laut dengan berbagai cara, tulis para peneliti. Semua itu tergantung pada partikel mikroplastik itu tenggelam atau mengapung.

Pada mikroplastik yang mengapung di permukaan, dapat menempuh jarak jauh sehingga menyebarkan patogen lebih jauh dari sumbernya di darat.

Sedangkan mikroplastik yang tenggelam, dapat mengkonsentrasikan patogen di lingkungan dekat dasar laut yang mereka sebut sebagai plastisphere. Di situlah zooplankton, kerang, tiram, abalon, dan hewan pemakan filter lainnya kemungkinan menelan mikroplastik dan patogen.

"Ketika plastik dibuang, itu membodohi invertebrata," kata Shapiro. "Kita mengubah jaring makanan alami dengan memperkenalkan bahan buatan manusia ini yang juga dapat memperkenalkan parasit mematikan."

“Pekerjaan ini menunjukkan pentingnya mencegah sumber mikroplastik ke lautan kita,” kata Chelsea Rochman, rekan peneliti dari Department of Ecology and Evolutionary Biology, University of Toronto.

“Strategi mitigasi termasuk filter pada mesin cuci, filter pada pengering, sel bioretensi, atau teknologi lain untuk mengolah air hujan, dan praktik manajemen terbaik untuk mencegah pelepasan mikroplastik dari industri plastik dan lokasi konstruksi.”