Benarkah Legenda Taman Gantung Bukan dari Peradaban Babilonia?

By Galih Pranata, Senin, 2 Mei 2022 | 08:00 WIB
Taman Gantung dalam legenda Babilonia karya Ferdinand Knab (1886). (Ferdinand Knab/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Teks-teks Yunani dan Romawi melukiskan gambar-gambar nyata dari Taman Gantung Babilonia yang megah dan mewah, hingga namanya sohor sampai di zaman modern.

Christopher Klein menggambarkan keindahan Taman Gantung Babilonia, bahwa "di tengah lanskap Babilonia kuno yang panas dan gersang, tumbuh-tumbuhan subur mengalir seperti air terjun di teras taman setinggi 75 kaki."

Klein melukiskannya dalam artikel yang ia tulis kepada History, berjudul "Hanging Gardens Existed, but not in Babylon" yang diperbaharui pada 1 September 2018.

Klein melanjutkan, "tanaman eksotis, tumbuhan, dan bunga memesona mata, dan wewangian tercium melalui oasis botani yang menjulang tinggi dihiasi dengan patung-patung dan tiang-tiang batu tinggi."

Dalam teks kuno mengisahkan tentang Raja Nebukadnezar II yang telah membangun Taman Gantung yang mewah pada abad keenam SM sebagai hadiah untuk istrinya, Amytis.

"Istrinya merindukan akan tumbuh-tumbuhan yang indah dan pegunungan di kampung asalnya (bagian barat laut Iran modern)," tambahnya.

Para ilmuwan telah menduga bahwa Nebukadnezar II telah menerapkan sistem pompa, kincir air, dan tangki air yang digunakan untuk mengangkat dan mengalirkan air dari Sungai Efrat terdekat ke puncak taman.

Namun, diduga beberapa catatan Yunani dan Romawi tentang Taman Gantung, adalah tulisan tangan kedua, yang ditulis berabad-abad setelah dugaan kehancuran keajaiban dunia itu, dan selama berabad-abad, para arkeolog sia-sia mencari sisa-sisa taman.

Setelah beberapa dekade berselang, muncul Dr. Stephanie Dalley, peneliti kehormatan dari Institut Oriental di Universitas Oxford Inggris, percaya bahwa dia telah menemukan bukti keberadaan Keajaiban Dunia Kuno yang legendaris.

Dalam bukunya berjudul The Mystery of the Hanging Garden of Babylon: An Elusive World Wonder Traced yang diterbitkan oleh Oxford University Press, Dalley menegaskan bahwa alasan mengapa tidak ditemukannya jejak Taman Gantung di reruntuhan Babilonia adalah karena taman itu tidak pernah dibangun di sana sejak awal.

 Baca Juga: Astronom Babilonia Kuno Menggunakan Geometri untuk Melacak Jupiter

 Baca Juga: Tempat Lahirnya Peradaban, Bagaimana Bangsa Sumeria Mengubah Dunia?

 Baca Juga: Astronom Babilonia Kuno Menggunakan Geometri untuk Melacak Jupiter

Dalley, yang telah menghabiskan dua dekade untuk meneliti Taman Gantung dengan mempelajari teks-teks kuno, percaya bahwa taman itu diperkirakan dibangun 300 mil ke utara Babilonia di Nineveh, ibu kota kerajaan saingan Assyiria.

Ia menegaskan raja Assyiria, Sanherib, bukan Nebukadnezar II, tokoh yang membangun keajaiban tersebut di awal abad ketujuh SM, satu abad lebih awal dari yang diperkirakan para ahli sebelumnya.

Stephanie Dalley membaca naskah kuno untuk mempelajari keberadaan Taman Gantung selama dua dekade. (PBS Photo)

"Penggalian di tahun 2013 di sekitar Nineveh, dekat kota Mosul, Irak modern, telah mengungkap bukti dari sistem saluran air yang luas yang mengalirkan air dari pegunungan," ungkap Klein.

Sebuah relief yang ditemukan di sana, menggambarkan istana kerajaan di Nineveh yang direpresentasikan dengan taman yang rimbun yang diairi oleh saluran air.

Dalley menjelaskan bahwa alasan kebingungan para ahli terhadap lokasi taman bisa jadi karena Kerajaan Assyiria menaklukkan Babilonia Kuno pada 689 SM setelah pengambilalihan, Nineveh disebut sebagai Babilonia Baru.

Berdasar hasil dari tim riset Dalley, mereka juga dapat membuktikan bahwa Taman Gantung Babilonia tidak benar-benar ada dan seharusnya yang telah terbukti adalah Taman Gantung Nineveh, bukan Babilonia.