Indonesia Menghadapi Ancaman Kepunahan Burung Tertinggi di Dunia

By Utomo Priyambodo, Selasa, 3 Mei 2022 | 13:01 WIB
Status burung di Indonesia 2022. Salah satu spesies burung di Indonesia yang masuk dalam kategori Kritis menurut IUCN adalah kakatua sumba (Cacatua citrinocristata). (Burung Indonesia)

"Meskipun keduanya disebutkan hadir cukup melimpah secara lokal, namun kehilangan habitat yang berkelanjutan dan perburuan mengancam populasi mereka di alam. Maka dari itu, para peneliti yang mendeskripsikan kedua spesies tersebut mengusulkan agar keduanya dikategorikan sebagai spesies terancam punah dalam kategori Rentan," katanya.

Ridha juga menjelaskan burungbuah satin merupakan spesies baru dengan persebaran sangat terbatas di Pulau Papua. Burung ini ditemukan dari sebuah ekspedisi ornitologi yang dilaksanakan pada 2014 dan 2017 di Papua Barat. Temuan dari ekspedisi tersebut menunjukkan burungbuah yang terdapat di Pegunungan Kumawa dan Pegunungan Fakfak memiliki perbedaan morfologi dan genetik dengan spesies burunguah lainnya yang tersebar di Papua.

"Burung tersebut diperkirakan hanya ada pada kedua hutan pegunungan tersebut, ditetapkan sebagai spesies tersendiri," paparnya.

Adapun penambahan dua spesies baru dari hasil perjumaan adalah kancilan ekor-hitam (Pachycephala melanura) dan tepus-permata mahkota (Ptilorrhoa geislerorum). Kedua burung ini memiliki persebaran utama di luar batas Indonesia, namun dari catatan hasil pengamatan terbaru membuktikan bahwa keduanya juga tersebar di Tanah Air.

Kancilan ekor-hitam memiliki persebaran utama di Australia dan Papua Nugini. Kehadirannya di Indonesia terkonfirmasi melalui catatan pengamatan yang dikumpulkan melalui platform sains warga (e-Bird) dengan lokasi pengamatan berada di wilayah Pulau Komolom, Papua Barat.

Begitu juga dengan tepus-permata mahkota yang sebelumnya diketahui tersebar terbatas di wilayah Papua Nugini. Ternyata burung ini tersebar juga sekitar 900 kilometer lebih jauh ke arah barat yaitu di Pulau Yapen, Papua.

Baca Juga: Penemuan Dua Spesies Baru Burung di Pegunungan Meratus, Kalimantan

Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Bagaimana 469 Spesies Burung Punah akibat Manusia

Baca Juga: Status Burung Indonesia 2021: Sembilan Jenis Makin Terancam Punah

Baca Juga: Kabar Baik, 10 Spesies Burung Penyanyi Terbaru Ditemukan di Indonesia

   

"Populasi tepus-permata mahkota di Pulau Yapen diperkirakan terisolasi dari populasi lainnya, sehingga perlu ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan kemungkinan divergensi populasinya sebagai subspesies baru tersendiri," imbuhnya.

Adanya revisi pada taksonomi burung, khususnya pemecahan taksonomi, juga turut andil dalam penambahan jumlah spesies burung di Indonesia pada tahun ini. Kangkok ranting (Cuculus optatus), sikatan tanajampea (Cyornis djampeanus), dan kakatua sumba merupakan tiga spesies yang menambah dalam daftar spesies burung di Indonesia tahun ini setelah mendapatkan predikat sebagai spesies penuh.

Kangkok ranting dan sikatan tanajampea mendapatkan predikat spesies setelah adanya informasi baru yang membuktikan jika kedua taksa tersebut memiliki perbedaan karakteristik morfologi dan vokalisasi dengan taksa kangkok himalaya (Cuculus saturatus) dan sikatan bakau (Cyornis rufigastra) yang berkerabat dekat. Sementara itu, perbedaan karakteristik morfologi menjadi landasan utama pemecahan spesies kakatua sumba dari kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulpurea).

Kakatua sumba punya paruh yang lebih besar dan sayap dan ekor yang lebih panjang daripada kakatua-kecil jambul-kuning. "Kemudian, paruh individu remaja kakatua sumba lebih gelap dibanding remaja taksa kakatua-kecil jambul-kuning lainnya, sehingga memperkuat dasar pemecahan kakatua sumba sebagai spesies tersendiri," ujar Ridha. Selain itu, spesies ini juga punya bulu penutup telinga yang sebagian besar berwarna jingga pucat dan jambul panjang berwarna jingga yang khas.