Hasil Pemindaian CAT dan Tes DNA Ungkap Tutankhamun Mengidap Malaria

By Sysilia Tanhati, Jumat, 6 Mei 2022 | 10:00 WIB
Perkawinan inses menjadi penyebab mengapa Tutankhamun mengalami banyak masalah fisik dan kesehatan. (Wikipedia)

Awalnya, dianggap sebagai kemungkinan gejala Penyakit Kohler II atau Sindrom Freiberg-Kohler, penyakit tulang yang langka. Namun penelitian lanjutan memaparkan bahwa ini mungkin terkait dengan malaria.

Malaria

DNA menggali lebih banyak dari hubungan kekerabatan keluarga Tutankhamun. Firaun muda itu diperkirakan menderita malaria, beberapa jenis dari spesies yang paling mematikan. Plasmodium falciparum adalah parasit yang tersimpan di dalam aliran darah, dibawa oleh nyamuk Anopheles. Sesampai di sana, parasit kecil, sporozoit langsung menuju hati. Di sana, sporozoit masuk ke dalam sel hati dan berkembang biak sebanyak empat puluh ribu mesozoit.

Semuanya keluar dari sel hati dan masuk ke aliran darah untuk menemukan sel darah tempat bersembunyi dan berkembang biak.

Analisis DNA Tutankhamun mengambil fragmen gen dari mesozoit. Malaria menyebabkan demam, kelelahan, anemia dan dapat muncul kembali secara siklis.

Anak-anak, khususnya, dapat meninggal karena infeksi malaria. Komunitas dengan sejarah panjang hidup bersama parasit dapat membangun tingkat kekebalan. “Ini mungkin sebagian karena mutasi sel sabit,” Baldrick memberikan penjelasan.  

Analisis DNA menunjukkan bahwa kakek dan nenek buyut Tutankhamun, Thuya dan Yuya juga membawa jenis malaria yang sama. Keduanya hidup lebih dari lima puluh tahun, usia yang relatif lanjut untuk masa itu.

Anemia sel sabit adalah penyakit bawaan yang dapat menyebabkan sejumlah kekebalan dari malaria ketika hanya satu orang tua yang mewariskan gen tersebut.

Seseorang dengan anemia sel sabit dapat membawa beban parasit Plasmodium falciparum yang berat. Masalah terbesar muncul ketika kedua orang tua mewariskan gen sel sabit dan sel darah merah sangat terdistorsi, saling menempel, menyumbat kapiler. Ini sering menyebabkan anemia parah dan nekrosis jaringan tulang; persis apa yang ditunjukkan oleh pemindaian CAT di kaki Tutankhamun.

Analisis DNA Tutankhamun masih jauh dari sempurna. Teknologi yang lebih modern mungkin menemukan jawaban yang tidak dapat dikonfirmasi oleh studi awal: anemia sel sabit, bakteremia, dan penyakit menular.

  

Baca Juga: Misteri Topeng Kematian Raja Tutankhamun, Benarkah Membawa Kutukan?