Bagaimana Jadinya Misi Antariksa Jika Astronautnya Sedang Diare?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 7 Mei 2022 | 14:00 WIB
Bagaimana jadinya kalau astronot mengalami diare saat sedang di luar angkasa? Itu masalah penting yang harus dipahami. (1971yes/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Biasanya, diare menjadi tanda adanya penyakit pencernaan di dalam perut. Penyebab diare terkadang disebabkan virus atau makanan yang terkontaminasi. Itu sebabnya, NASA sangat ketat dalam memilih dan memilah makanan yang sehat dikonsumsi bagi astronautnya ketika ke luar angkasa.

"Di NASA, kami sebenarnya punya standar mikrobiologi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan perusahaan di industri makanan umum," ujar Xulei Wu, ahli makanan NASA dan manajer sistem makanan untuk Stasiun Luar Angkasa (ISS), dalam laporan sebelumnya.

Namun, bagaimana jika ada astronaut yang salah makan atau ternyata punya penyakit pencernaan sehingga menyebabkan diare?

"Ada banyak orang yang memiliki masalah," kata Josef Schmid, ahli bedah penerbangan NASA disadur dari Popular Science. Memang, bahwa program luar angkasa siap bertanggungjawab untuk menanangani berbagai masalah kotoran, tetapi perihal kesehatan konsumsi adalah hal yang fatal tetapi belum cukup dievaluasi.

Menurut laporan risiko yang diterbitkan oleh Human Research Project NASA tahun 2016, diare telah dilaporkan dalam beberapa misi luar angkasa. Penting untuk memahami bagaimana pengelolaan tinja lunak sehingga tidak membahayakan astronaut lain, serta mengatasi dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.

"Satu hal yang saya ingat dari pelatihan medis saya adalah bahwa satu-satunya orang 'normal' belum cukup dievaluasi," terangnya. Dalam kebanyakan kasus, Schmid dan tim medis lainnya berusaha memberi calon astronaut perawatan medis yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah kesehatan, termasuk pencernaan.

Faktanya, dia menjelaskan, bahkan astronaut yang paling sehat pun mungkin punya gerakan usus yang sama dengan penderita sindrom iritasi usus besar (IBS). Schmid menjelaskan, walau di luar angkasa gravitasi nol pada cairan dan berdampak pada usus, cairan masih bisa mengalir sehingga sangat mungkin bagi astronaut untuk tetap bisa kebelet buang air besar, apalagi sedang diare.

Ketika tiba di orbit, kondisi psikologi yang stres dapat menyebabkan pergolakan di dalam tubuh. Akan tetapi stagnasi sebenarnya lebih umum daripada diare, karena mungkin gaya berat mikro menempatkan saluran pencernaan pada posisi yang unik, kata Schmid.

Baca Juga: Untuk Para Orangtua, Ketahui Tanda Gangguan Pencernaan Anak-anak

Baca Juga: Punya Rencana untuk Berwisata ke Ruang Angkasa? Perhatikan Tips Ini

Baca Juga: Ancaman Rusia atas Sanksi AS, Bagaimana Nasib Stasiun Luar Angkasa?

Astronaut di wahana ISS harus berbagi satu atau dua toilet bertenaga isap. ISS memiliki waktu kebersihan yang dijadwalkan ketat demi menghindari penumpukan kotoran. Sebab, penumpukan itu membuat beberapa pendatang baru stres.

"Salah satu yang saya tanyakan kepada mereka setiap hari ketika mereka sampai di orbit adalah, 'bagaimana kabarmu?' Dan hal berikutnya yang saya tanyakan kepada mereka adalah, 'bagaimana fungsi kamar mandi?' Karena saya tahu bahwa sekali tidak ada sembelit, mereka benar-benar terbiasa dan dapat bekerja dengan baik," kata Schmid.

Namun bagaimana jika kebelet buang air besar karena diare terjadi selama peluncuran? NASA punya cara terbaik dengan menggunakan plastik tiga lapis di ember.

Sampai saat ini, astronaut diberi pilihan untuk mendapatkan enema (teknik pengobatan untuk mengeluarkan sisa makanan yang tertinggal di dalam usus) sebelum lepas landas. Tujuannya adalah mengurangi kemungkinan buang air besar yang mendesak saat mereka dalam perjalanan.

Dengan kata lain, Anda punya kesempatan untuk melakukan penerbangan luar angkasa dengan perut kosong. Ketika berada di orbit, Anda akan berada di lingkungan yang dapat membantu Anda harus terbiasa dengan fasilitas wahana.

Di sisi lain, semua kru ISS menjalani diet dan jadwal hidrasi yang dipantau. Sebagian tujuannya adalah agar tetap teratur dan mendapatkan banyak panduan tentang cara membuang kotoran.

"Semua astronaut mendapatkan pelatihan toilet," kata Schmid. NASA juga memeriksa kesehatan astronautnya sebelum terbang, sehingga Schmid dan timnya bisa memahami gejalanya sehingga dapat memberikan suplemen serat pilihan atau resep khusus. "Dan saya punya obat yang kami simpan yang dapat saya rekomendasikan berdasarkan perasaan mereka. Saya banyak mencoba membaca khasiat daun teh."

Namun akan sulit bagi individu yang sehat tiba-tiba sakit begitu saja ketika menuju orbit. "Saya tidak bisa hanya memesan resep untuk seseorang dan menyuruh mereka mengirimkannya," lanjutnya. "Jadi saya mesti berharap saya mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk semua orang."