Nationalgeographic.co.id—Sebagai budaya di Timur Tengah yang gemar mengumpulkan wol dan menggunakannya untuk menenun kain, bangsa Sumeria tercatat yang pertama melakukannya dalam skala industri.
"Peradaban Sumeria dibagi menjadi dua periode: Sumeria Awal (sekitar 3500-2500 SM) dan Sumeria Akhir (sekitar 2500-1000 SM). Kelas-kelas sosial sangat hierarkis dan patriarki," tulis Regan de Loggans.
Regan de Loggans menulisnya kepada Fashion History Timeline dalam sebuah artikel yang berjudul "Sumerian: Womenswear" yang dipublikasi pada 11 September 2017.
Ekonomi Sumeria didasarkan pada perdagangan dan ekspor minyak, dan wol. Wol adalah produk yang paling penting, seperti halnya pakaian, permadani, dan barang-barang dekoratif terbuat dari wol.
"Perempuan memegang peran sebagai produsen tekstil. Mereka memintal wol dan menenun kain, sementara pria Sumeria mewarnai kain yang sudah jadi," tulis Regan.
Baik wanita maupun pria mengenakan rok yang terbuat dari kain seperti bulu domba yang dikenal sebagai kaunakes—mantel wol.
Dinamakan kaunakes oleh orang Yunani, berupa kain berumbai yang ditampilkan di semua patung dan mosaik pada masa itu, seperti, misalnya, dalam seni dari penggalian di Ur yang dipamerkan di British Museum di London.
Panjang rok bervariasi menurut status hierarkis. Hamba, budak, dan tentara mengenakan rok pendek, sedangkan bangsawan dan dewa mengenakan rok panjang. Mereka melilitkan tubuh dan diikat dengan sabuk di pinggang untuk menahan rok agar tak jatuh.
Rok sampul ini disematkan di tempatnya dan diperpanjang dari pinggang ke lutut atau, untuk wanita bangsawan, sampai ke mata kaki. Bagian atas batang tubuh dibiarkan telanjang atau ditutupi oleh kulit domba lain yang menutupi bahu.
Baca Juga: Misteri Tas yang Terlihat pada Banyak Ukiran Kuno di Penjuru Dunia
Baca Juga: Delapan Barang Berumur 50 Abad Milik Irak Dikembalikan Oleh Inggris
Baca Juga: Tempat Lahirnya Peradaban, Bagaimana Bangsa Sumeria Mengubah Dunia?