Atilla sang Hun, Mimpi Buruk Bangsa Romawi yang Menjadi Kenyataan

By Sysilia Tanhati, Senin, 9 Mei 2022 | 14:00 WIB
Kisah asmara dijadikan alasan untuk menyerang Kekaisaran Romawi Barat. ( Eugène Delacroix/Palais Bourbon & Carlo Brogi)

 Baca Juga: Benarkah Orang Romawi Kuno Mencapai Amerika sebelum Columbus?

   

Attila menggunakan alasan ini untuk menyerang barat. Ia mengeklaim bahwa dia datang untuk menyelamatkan pengantinnya yang telah lama menderita. Bangsa Hun segera menghancurkan Galia, menyerang banyak kota besar, termasuk kota perbatasan Trier yang dijaga ketat. Ini adalah beberapa serangan Hun terburuk, tetapi pada akhirnya mereka dapat menghentikan Attila.

Pada tahun 451 M, Jenderal besar Romawi Barat Aetius mengumpulkan pasukan yang terdiri dari Goth, Frank, Saxon, Burgundia, dan suku-suku lainnya. Semua bersekutu dalam tujuan bersama untuk melindungi tanah barat baru mereka dari Hun.

Pertarungan besar dimulai di wilayah Champagne Prancis, di daerah yang saat itu dikenal sebagai ‘Catalaunian Fields’. Attila yang perkasa akhirnya dikalahkan dalam pertempuran sengit yang melelahkan.

Kalah tetapi tidak hancur. Seakan tidak mau rugi, suku Hun membalikkan pasukan mereka untuk menjarah Italia sebelum akhirnya pulang. Untuk alasan yang tidak diketahui, Attila dilarang menyerang Roma pada petualangan terakhir ini. Itu terjadi setelah ia bertemu dengan Paus Leo Agung.

Tak lama kemudian Attila mati akibat menderita pendarahan internal pada malam pernikahannya pada tahun 453. Sepeninggal Atilla, suku Hun tidak bertahan lama setelah Atilla. Sesama anggota suku mulai berkelahi di antara mereka sendiri.

Setelah beberapa kekalahan dahsyat di tangan pasukan Romawi dan Goth, Hun benar-benar hancur dan suku itu seakan lenyap dari sejarah.