Peluang Bumi: Kita Masih Bisa Kurangi Kepunahan Massal Kehidupan Laut

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 12 Mei 2022 | 08:00 WIB
Kehidupan laut kita masih mungkin bisa selamat di masa depan, walau sebagian punah akibat perubahan iklim yang tidak terhentikan. Kita harus mengurangi dampak perubahan iklim. (Thinkstockphoto)

"Ketika ekosistem laut di dekat daerah tropis mengalami suhu yang sangat tinggi, organisme kunci seperti karang, padang lamun, atau hutan rumput laut dapat runtuh," kata Kyle Van Houtan, rekan penulis penelitian Monterey Bay Aquarium. Dikutip dari laporan National Geographic Indonesia sebelumnya.

"Mengubah struktur dan fungsi ekosistem mengancam kapasitas mereka untuk menyediakan layanan yang menopang kehidupan bagi komunitas manusia seperti mendukung perikanan yang sehat dan berkelanjutan, menyangga wilayah pesisir dataran rendah dari peristiwa cuaca ekstrem, dan berfungsi sebagai penyerap karbon untuk menyimpan kelebihan karbon akibat emisi rumah kaca."

Namun, seperti apa peluang bagi kehidupan lautan kita? Penn dan Deutsch lewat makalahnya menemukan, di bawah skenario emisi tertinggi saat emisi kita terus melonjak, pemasan laut dan hilangnya oksigen akan memusnahkan lebih banyak spesies pada akhir abad ini. 

Penn dan Deutsch, dalam makalah tahun 2018, menemukan bahwa di bawah skenario. Angkanya lebih tinggi dibandingkan stres laut lainnya seperti penangkapan ikan yang berlebihan dan polusi jika digabungkan.

Baca Juga: Mengakali Daging: Cara Pencinta Daging Bisa Turut Menyelamatkan Bumi

Baca Juga: Panas Ekstrem Adalah 'New Normal' di Sebagian Besar Laut Dunia

Baca Juga: Kebakaran Deforestasi Indonesia Sumbang 7% Emisi Gas Rumah Kaca Dunia

  

Mereka menjelaskan, laut di kawasan tropis akan kehilangan sebagian besar spesies, karena kebanyakan di antaranya berpindah ke daerah yang lebih dingin demi bertahan hidup. Tetapi, spesies yang berada di laut dekat kutub atau cuaca dingin, akan jadi sangat rentan menghadapi risiko kepunahan. Pola ini serupa sebagaimana catatan fosil pada kepunahan Perm akhir.

"Spesies tropis lebih mungkin untuk bertahan hidup karena kondisi hipoksia yang hangat dan menyebar secara global, spesies ini sudah beradaptasi dengan jenis lingkungan tersebut," kata Justin Penn.

Bila akhir abad ini gas rumah kaca tidak mereda, menempatkan Bumi di jalur kepunahan seperti perm akhir yang diperkirakan terjadi tahun 2300, urai para peneliti.

Prediksi ini adalah model terburuk, sebab mereka belum menghitungkan kebangkitan tenaga surya dan angin yang mengurangi pembakaran fosil yang mungkin terjadi sangat lambat. Tetapi, temuan ini menguraikan bahwa kepunahan hari ini dan esok, memiliki kesamaan dengan 252 juta tahun lalu.

Artinya, memang beberapa kerugian tidak bisa dihindari, sekalipun kita bisa mengendalikan emisi dengan cepat. Suhu global saat ini telah meningkat sekitar derajat Celsius. Tetapi, pembatasan kenaikan suhu, seperti yang disetujui dalam Kesepakatan Paris, kerugian kemungkinan akan tetap di bawah 10 persen, kata Penn.