Sindiran Buat si Jangkung JP Coen dan 'Wak Wak Gung' untuk Jepang

By Utomo Priyambodo, Kamis, 12 Mei 2022 | 16:00 WIB
Rakyak Nusantara di zaman kolonial. (Neville Keasberry)

Meski demikian, pihak kolonial seakan tutup kuping dan tak mau memperbaiki perilaku dan kebijakan politiknya. Tujuan mereka hanya satu: menindas rakyat demi menguasai wilayah negeri ini.

Sindiran untuk para penguasa kolonial juga kerap disampaikan lewat lirik lagu-lagu rakyat. Lagu-lagu ini kerap dinyanyikan oleh rakyat sebagai pelipur lara di tanah jajahan di negeri sendiri. 

Cara-cara kreatif untuk menyindir ini tampaknya masih terus menurun pada rakyat Indonesia. Misalnya, ada anak-anak yang meyindir Presiden Jokowi dengan berteriak "Yo Ndak Tahu Kok Tanya Saya" atau juga sindiran lain mengenai memprediksi kebijakan dari kebalikan ucapan Jokowi.

Sindiran-sindiran lain juga muncul dalam bentuk mural dan grafiti yang kerap dihapus oleh aparat, hingga kaos-kaos yang bertuliskan protes. Bahkan, secara parodi, kini ada juga permainan kuis TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) untuk menyindir cara penguasa menyingkirkan pada pejuang anti-korupsi di KPK. 

Bagaimanapun, sekali lagi, sindiran adalah sebuah bentuk perlawanan lisan (dan tulisan) dari selemah-lemahnya iman!