Melemahnya Mataram dan Kebangkitan Orang-Orang Cina di Batavia

By Galih Pranata, Senin, 16 Mei 2022 | 08:00 WIB
Suasana pasar yang menggambarkan penduduk multikultural di Bata­via. Tampak Kastel Batavia yang dibangun VOC pada 1619 di tepi timur Muara Sungai Ciliwung, kini Kalibesar. Lukisan media kanvas karya Andries Beeckman, 1657. (Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda)

Akibat keberpihakan VOC pada Cina, Breman meneruskan, "karenanya, sejumlah pimpinan perusahaan Cina tumbuh menjadi pengusaha mandiri yang tetap terikat pada VOC dalam penyaluran produk mereka."

    

Baca Juga: Akhir dari Dominasi Monopoli Kejam VOC atas Rempah di Pasar Dunia

Baca Juga: Kisah Tragis Tenggelamnya Kapal Batavia: Gerbang Kastel nan Tak Sampai

Baca Juga: Bangkai Kapal Batavia Ungkap Rahasia Dominasi Pelaut VOC Belanda

Baca Juga: Coen Geram, Ada Pelanggaran Seksual di Kantor VOC Batavia

     

Keberpihakan VOC kepada orang-orang Cina memberikan peluang kemajuan bisnis mereka di Batavia maupun sekitarnya. Orang-orang Cina, selain mampu berdagang dengan baik, mereka punya daya juang ekonomi yang tinggi sehingga dipercaya dapat menunjang pertumbuhan ekonomi VOC. Sebaliknya, orang-orang Jawa yang dahulu begitu kuat pengaruh kuasa Mataram, secara perlahan mulai menghilang dalam percaturan politilk dagang di Batavia dan sekitarnya.

Pada abad ke-17, wilayah sekitar Batavia semakin meluas. Secara berangsur-angsur, wilayahnya juga mulai merasuk ke selatan sampai ke kaki perbukitan di kawasan Priangan.

"Kawasan luar (Batavia yang baru) pertama dijejakkan VOC ini, tidak merupakan wilayah yang tertutup tetapi berfungsi sebagai daerah perbatasan ke daerah pedalaman yang lebih jauh dan masih belum dikenal," pungkasnya.

Selama VOC terus mengembangkan pijakannya lebih luas lagi ke pedalaman di sekitar Batavia hingga ke Priangan, orang-orang Cina juga turut bersamanya mengembangkan perekonomiannya.