Dahsyatnya Letusan Gunung Hunga Tonga Mirip Dengan Krakatau Tahun 1883

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 18 Mei 2022 | 07:00 WIB
Satelit GOES-17 menangkap gambar awan payung yang dihasilkan oleh letusan bawah laut gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada 15 Januari 2022. (NASA Earth Observatory / Joshua Stevens / GOES / NOAA / NESDIS)

Sementara Matoza dan para peneliti lainnya juga menemukan, ada gelombang yang merambat di sepanjang permukaan Bumi. Gelombang itu disebut gelombang Lamb yang mirip dengan gelombang suara karena menghasilkan getaran pada medium yang dilaluinya.

   

Baca Juga: Ledakan Gunung Berapi di Tonga, Berdampak Luas Pada Kehidupan Bumi

Baca Juga: Efek Letusan Gunung Berapi Tonga Ditemukan Mencapai Luar Angkasa

Baca Juga: Erupsi Anak Krakatau 2018: Bukan Magma Penyebabnya tetapi Keruntuhan

Baca Juga: Menyaksikan Sejarah Alam Gunung Merapi dari Pelukis ke Pelukis

    

Gelombang Lamb sangat jarang direkam, karena biasanya muncul dari ledakan besar di atmosfer dalam skala letusan gunung berapi besar dan uji coba nuklir.

Letusan Gunung Hunga Tonga menghasilkan gelombang Lamb beramplitudo 450 kilometer. Artinya, gelombang ini terbukti menghantam ionosfer, seperti yang didieteksi oleh ICON dan SWARM. Gelombang ini memancar keluar selama enam hari dari gunung berapi, mengitari Bumi empat kali dalam satu arah, dan mengitari tiga kali di arah lain.

Matoza dan tim menulis, secara historis letusan gelombang Lamb yang bisa mengitari Bumi dengan jumlah yang mirip adalah Krakatau di tahun 1883.

Gelombang lain yang dihasilkan Hunga Tonga adalah gelombang suara dan gelombang infrasonik, tulis para peneliti di studi pertama. Frekuensi gelombang ini terlalu rendah untuk didengar manusia. Namun, gelombang Lamb yang mengawalinya, membuat gelombang infrasonik dan gelombang suara dapat didengar secara berulang, bahkan terdengar di seluruh Alaska yang 10.000 kilometer jauhnya dari Tonga.