Perempuan Berisiko Terjebak di Kendaraan Usai Kecelakaan, Kenapa?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 19 Mei 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi kecelakaan di jalan raya. (GummyBone/Getty Images/iStockphoto)

Baca Juga: Konversi Kendaraan Klasik dari Bensin ke Listrik Populer di Australia

Baca Juga: Dalam Buruknya Lalu Lintas, Ada Korelasi Pemerintahan yang Korup

Baca Juga: Kisah Tragis Reichelt Saat Uji Parasutnya dari Menara Eiffel

Baca Juga: Kecelakaan Pesawat yang Mengubah Arah Sejarah Dirgantara Dunia

  

Namun untuk beberapa kasus, mungkin bentuk tubuh juga berperan, meski dalam percobaan dimodelkan secara tidak akurat dalam simulasi kecelakaan.

“Kita tahu bahwa panggul wanita, bahkan untuk tinggi dan berat badan, jauh lebih lebar daripada pria, jadi boneka uji tabrak yang digunakan untuk simulasi kecelakaan lebih mirip gadis praremaja berusia 12 tahun daripada wanita dewasa,” terang Weekes. “Jika Anda memikirkan di mana letak panggul wanita dalam hubungannya dengan pintu, itu akan jadi lebih dekat.”

“Tes tabrak adalah standar, dan oleh karena itu data dari itu harus dapat melindungi pria dan wanita secara setara. Tetapi jika produsen tidak menggunakan boneka yang akurat secara biologis, bagaimana mereka tahu bahwa ini masalahnya?”

Weekes menambahkan, mengetahui perbedaan jenis kelamin dalam pola cedera dapat membantu paramedis memprediksi jenis cedera yang terjadi pada seseorang. Sehingga, dapat membantu untuk mencari cara yang tepat untuk memberikan perawatan pada pasien.

"Ini juga dapat membantu produsen kendaraan mengarahkan sistem keselamatan untuk melindungi pria dan wanita secara setara,” tambahnya.