Kutub Selatan Matahari Perlahan Terungkap untuk Pertama Kalinya

By Utomo Priyambodo, Kamis, 19 Mei 2022 | 15:00 WIB
Bagian kutub selatan Matahari yang dipotret oleh Solar Orbiter. (ESA & NASA/Solar Orbiter/EUI Team)

Nationalgeographic.co.id—Fakta aneh tentang Matahari adalah bahwa meskipun kita telah mempelajarinya secara rinci selama berabad-abad, kita belum pernah melihat kutub-kutubnya. Untungnya, kita memiliki misi untuk melakukan itu dan banyak upaya lainnya.

Solar Orbiter (Pengorbit Surya) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) kini sedang mencitrakan Matahari tidak seperti sebelumnya. Lintasan dekat pertama pengorbit ini mengungkapkan sifat-sifat baru bintang kita dan mulai memperlihatkan kutub-kutubnya.

Planet-planet dan sebagian besar pesawat antariksa yang kita kirim ke luar angkasa cenderung mengorbit pada bidang yang sangat sempit di sekitar ekuator Matahari. Ini tidak memungkinkan untuk melihat kutub-kutub Matahari.

Jadi dengan menggunakan tarikan gravitasi Venus, kemiringan Solar Orbiter akan dinaikkan lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Kemiringan Solar Orbiter saat ini terhadap ekuator Matahari adalah 4,4 derajat, dan diperkirakan akan berlipat ganda pada flyby Venus, saat Venus melewati Matahari lagi, berikutnya pada bulan September.

Meski masih butuh beberapa tahun lagi untuk melihat lebih jelas ke bawah ke kutub Matahari, dari perihelion pertamanya –titik terdekat dengan Matahari– pada 26 Maret kemarin, Solar Orbiter telah membawa gambar pertamanya dari wilayah kutub selatan Matahari yang belum banyak dijelajahi.

Para peneliti meyakini bahwa memahami kompleksitas medan magnet di kutub-kutub Matahari mungkin memberikan petunjuk tentang siklus matahari. Siklus ini memiliki periode sekitar 11 tahun di mana aktivitas Matahari bertambah dan berkurang.

(ESA & NASA/Solar Orbiter/EUI Team)

Dalam perjalanannya yang keempat saat Matahari dilewati Venus pada Februari 2025, kemiringan orbit Solar Orbiter akan dinaikkan menjadi 17 derajat. Kemudian pada Desember 2026, setelah melewati pergerakan lain, kemiringannya akan mencapai 24 derajat. Itu akan menjadi awal dari misi "lintang tinggi" tersebut.

"Kami sangat senang dengan kualitas data dari perihelion pertama kami," ujar Daniel Müller, Ilmuwan Proyek ESA untuk Solar Orbiter, seperti diberitakan IFL Science.

"Hampir sulit untuk percaya bahwa ini hanyalah awal dari misi. Kami benar-benar akan sangat sibuk."

  

Baca Juga: Fitur seperti Jari yang Misterius dalam Jilatan Api Matahari Terungkap