Sistem Pondok Taman Siswa yang Memupuk Semangat Kekeluargaan

By Galih Pranata, Selasa, 24 Mei 2022 | 10:00 WIB
Ibu Soerjoadipoetro dalam penyelenggaraan pendidikan perempuan di sekolah Taman Siswa, Yogyakarta. (KITLV)

Mereka punya banyak pilihan dengan tiada ada keterlibatan orang tua dalam pengambilan keputusan. Baik hal yang sepele maupun yang besar sekalipun.

  

Baca Juga: Seberapa Banyak Jalan Ki Hajar Dewantara di Indonesia?

 Baca Juga: Tiga Ajaran Penting dari Ki Hajar Dewantara untuk Pendidikan Indonesia

 Baca Juga: Sistem Among ala Taman Siswa Jadi Identitas Pendidikan Pribumi

 Baca Juga: Menyelisik Pendidikan Perempuan di Taman Siswa Awal Abad ke-20

   

Meskipun begitu, para siswa juga memiliki para kiai pendamping di asrama masing-masing yang memberikan arahan. Melalui norma dan nilai, para kiai mengajarkan budi pekerti kepada siswa.

Pendidikan yang terselenggara dengan baik mengundang respons yang baik juga dari para orang tua siswa. Tahun demi tahun, Taman Siswa ramai didatangi para cantrik yang ingin merengkuh pendidikan mereka di sana.

"Banyaknya permintaan orang tua untuk menyekolahkan anaknya kepada Taman Siswa, mendorong berkembang pesatnya sistem pondok yang ada," pungkasnya. Tidak hanya mendapat hunian, mereka mendapat pengajaran lebih dari para gurunya.

Melalui semangat kekeluargaan yang lahir dari sistem pondok, keterikatan antara guru dengan siswa maupun siswa kepada siswa, menguatkan fondasi Taman Siswa sebagai sekolah pribumi paling sohor di zamannya.