Memotong Emisi Karbon Dioksida Tidak Cukup Untuk Menyelamatkan Bumi

By Ricky Jenihansen, Kamis, 26 Mei 2022 | 16:00 WIB
Hanya memotong emisi karbon dioksida tidak cukup untuk mencegah bencana pemanasan global (AFP)

Baca Juga: Mengejar Target Penggunaan Energi Terbarukan demi Karbon Netral

Baca Juga: Wahai Anak Muda, Indonesia Menanti Langkahmu untuk Netralitas Karbon

    

"Karena kebanyakan dari mereka hanya bertahan dalam waktu singkat di atmosfer, memotongnya akan memperlambat pemanasan lebih cepat daripada strategi mitigasi lainnya."

Pendekatan ini, jelasnya, juga akan membantu kita menghindari "balasan" pemanasan jangka pendek yang telah diperingatkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dapat terjadi dengan memotong emisi bahan bakar fosil saja. Laporan IPCC baru-baru ini memproyeksikan bahwa dekarbonisasi sistem energi dan beralih ke energi bersih secara terpisah dapat menyebabkan kenaikan suhu untuk sementara waktu.

Itu karena, selain CO2, emisi bahan bakar fosil mengandung aerosol sulfat, yang berfungsi mendinginkan iklim untuk waktu yang sangat singkat, dari hari ke minggu sebelum mereka menghilang.

Studi baru ini menjelaskan efek ini dan menyimpulkan bahwa berfokus secara eksklusif pada pengurangan emisi bahan bakar fosil dapat mengakibatkan "pemanasan jangka pendek yang lemah" yang berpotensi menyebabkan suhu melebihi level 1,5 derajat celcius pada tahun 2035 dan ambang batas 2 derajat celcius pada tahun 2050. Sebaliknya, mengurangi CO2 dan polutan iklim lainnya secara bersamaan akan secara signifikan meningkatkan peluang kita untuk tetap berada di bawah tanda 1,5 derajat celcius.