Melihat Isi Dalam Piramida Maya Kuno, Apa yang DIsembunyikan di Sana?

By Ricky Jenihansen, Senin, 30 Mei 2022 | 11:00 WIB
Chichén Itzá, salah satu piramida dari peradabayan Maya terlihat saat senja. (Theodore Van Pelt)

Nationalgeographic.co.id—Pertanyaan seperti apa isi dalam piramida Maya kuno? atau Apa yang dimasukan orang Maya kuno ke dalam piramida mereka? adalah pertanyaan yang menarik ketika membicarakan peninggalan peradaban Maya kuno tersebut. Piramida Maya kuno adalah salah satu piramida yang ada di dunia yang telah menarik banyak arkeolog untuk menelitinya.

Seperti diketahui, bangsa Maya kuno membangun ratusan piramida di seluruh Mesoamerika. Pembangunan piramida Maya dilakukan sekitar tahun 1.000 Sebelum Masehi (SM) hingga 1.500 M dan menempatkan berbagai macam artefak di dalamnya.

Para ahli arkeologi kepada Live Science mengungkapkan apa yang terdapat di dalam piramida Maya kuno. Seperti yang terdapat di piramida Mesir kuno, piramida yang dibangun oleh Maya kuno berisi harta karun dan kuburan orang-orang kaya di zamannya.

Tetapi, beberapa di antaranya terdapat sesuatu yang lebih aneh. Seperti misalnya, piramida yang lebih kecil dengan dalam yang lebih besar.

Sebagai contoh piramida "El Castillo" di situs Chichén Itzá di Semenanjung Yucatán, berisi piramida di dalam piramida di dalam piramida, seperti boneka bersarang Rusia. Ini tentu adalah salah satu konsep piramida yang sangat aneh dan membuat para ahli arkeologi sebelumnya bertanya-tanya.

Andrés Tejero-Andrade, seorang profesor di National Autonomous University of Mexico (UNAM) yang telah mempelajari dan menulis tentang El Castillo mengatakan: "Penghuni kuno Semenanjung Yucatán, ketika mereka tiba di situs yang sebelumnya dihuni dan ditinggalkan, tidak menghancurkan struktur lama," kata Tejero-Andrade.

"Sebaliknya yang baru dibangun di atas yang sudah ada, dan seterusnya." Hal itulah, yang menurutnya mengapa El Castillo memiliki struktur seperti boneka bersarang ini.

Tahta Jaguar di dalam piramida (Thierry Tronnel)

Denisse Lorenia Argote Espino, seorang peneliti di Mexico's National Institute of Anthropology and History (INAH) mengatakan, bahwa praktik seperti itu, ternyata tidak hanya terjadi di El Castillo. Piramida Maya dan non-Maya lainnya memiliki konsep seperti itu.

Ia mencatat bahwa membangun piramida di atas piramida lain "adalah praktik umum di zaman pra-Hispanik (sebelum Spanyol tiba). Dan bahwa "struktur utama di permukiman panjang (situs yang dihuni untuk waktu yang lama) biasanya memiliki beberapa fase konstruktif.

Namun, tumpukan piramida seperti itu bukanlah hal yang paling umum ditemukan para arkeolog di piramida Maya. Sementara beberapa kuil Maya digunakan untuk ritual, yang lain berfungsi sebagai makam untuk penguasa atau individu elit lainnya.

Pemakaman ini berisi artefak seperti topeng giok (untuk almarhum), manik-manik batu giok, bilah obsidian dan tulang belakang ikan pari, yang merupakan simbol pengorbanan diri untuk Maya kuno. Catatan tersebut seperti dituliskan Michael Coe dalam bukunya "The Maya" pada tahun 2011.

Tulang belakang ikan pari dikaitkan dengan pengorbanan diri karena kadang-kadang ditempatkan "melalui telinga, pipi, bibir, lidah, dan penis, darah terciprat di atas kertas yang digunakan untuk (mengurapi) berhala.

Sedangkan untuk benda berharga Maya kuno terbuat dari batu giok. Salah satu contoh paling terkenal adalah tahta jaguar yang ditemukan di piramida El Castillo.

Pemandangan interior artefak yang ditemukan di gua Balamku di bawah Chichén Itzá. (Karla Ortega)

"Maya Klasik menghargai batu giok tidak hanya karena nilai dan keindahannya, tetapi juga sebagai batu yang sangat penting secara simbolis," tulis Karl Taube, seorang profesor antropologi di University of California, Riverside.

Misalnya, suku Maya mengaitkan batu giok dengan jagung, pemerintahan, dan angin itu sendiri, tulis Taube. "Giok adalah komponen penting dari upacara pemakaman dan ritual sihir dewa dan leluhur."

Tidak hanya itu, piramida Maya juga berisi banyak artefak luar biasa lainnya. Misalnya, sebuah piramida di situs San Bartolo, di Guatemala utara, berisi fragmen dari apa yang mungkin merupakan kalender Maya paling awal yang pernah ditemukan, yang berusia lebih dari 2.200 tahun.

Kemudian, piramida di Copan, di Honduras, memiliki prasasti besar yang berisi lebih dari 2.000 Maya glyphs "ornamen hias khas Maya" tertulis di tangganya. Prasasti tersebut menceritakan sejarah penguasa Copan, menurut laporan Institut Konservasi Getty tahun 2006.

Bangsa Maya menggunakan sistem penulisan yang kadang-kadang disebut "hieroglif Maya". Sistem penulisan ini memiliki glyphs yang mewakili suara yang membentuk kata-kata yang dapat dibaca dan diterjemahkan oleh para ahli arkeologi.