Para Ilmuwan 'Mencabut' Rumput Laut di Great Barrier Reef, Kenapa?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 31 Mei 2022 | 12:00 WIB
Surga penyelaman di Great Barrier Reef. Foto: IMAGEBROKER, Alamy (Christantiowati)

Nationalgeographic.co.id—Rumput laut sangat hebat dalam menyerap karbon, sehingga memainkan peran penting dalam iklim Bumi. Walau penting untuk mengonservasi rumput laut, ternyata para ilmuwan di Australia ini justru sedang berusaha mencabutnya.

Rupanya, rumput laut ini adalah sejenis ganggang yang jumlahnya semakin banyak memenuhi bayi karang di Great Barrier Reef, Australia. Para ilmuwan melakukan pencabutan ini juga memiliki tujuan yang sama bagi konservasi rumput laut: menjaga keberlangsungan kehidupan Bumi, tetapi lewat menjaga pertumbuhan karang.

Strategi ini sederhana, tetapi efektif untuk membersihkan terumbu karang dari rumput laut dengan cara menyianginya, seperti yang dilakukan pada taman atau sawah.

Tidak semua rumput laut itu baik bagi kehidupan laut. Spesies rumput laut yang disebut sargassum membuat hutan penutup rumput luat coklat yang tebal, dan menetap sejak lama di bekas terumbu. Dampaknya buruk bagi karang untuk bereproduksi dan tumbuh.

"Jika Anda menyelam di terumbu, itu hampir seperti hutan rumput laut," kata Hillary Smith, penjelajah National Geographic di National Geographic. Dia adalah ahli ekologi di James Cook University, Australia.

Ketika tutupan rumput laut tebal, larva karang kecil mungkin berusaha keras untuk berenang mencari rumah di terumbu, jelasnya. Mereka yang berhasil menetap kemudian, mungkin terlalu teduh untuk tumbuh dengan baik, tergores oleh rumput laut. 

Belum lagi rumput laut yang mengambang itu bisa merugikan mereka karena bahan kimia dan patogen alami yang terkandung di dalamnya.

"Ini sangat sederhana. Ini seperti menyiangi kebun Anda. Anda tinggal ambil dan tarik," lanjutnya. Di daratan, ketika gulma tumbuh di tanah kebun, mereka dapat mengambil lebih dari cukup air dan sinar matahari yang menghambat pertumbuhan bunga, sehingga penting untuk dicabut.

Begitu juga pada terumbu karang, mereka terkikis oleh aktivitas manusia seperti polusi dan suhu laut yang panas. Perjuangan mereka untuk tumbuh dan bereproduksi pun lebih sulit karena dihalangi oleh rumput laut.

Terumbu karang yang sehat adalah cerminan pengendalian perubahan iklim. Baru-baru ini ia dan rekan-rekannya menerbitkan penelitiannya di jurnal Restoration Ecology. Mereka memaparkan, membersihkan karang di Great Barrier Reef dapat menghasilkan peningkatan tiga kali lipat jumlah bayi karang baru dalam pemantauan di tahun 2019 dan 2020.

Muga dhambi adalah karang rakasa terlebar yang pernah tercatat di Great Barrier Reef. (Richard Woodgett)

Coral Reef Monitoring Network pada 2020 melaporkan, bahwa kesehatan terumbu karang di seluruh dunia sangat buruk. Kelak 95 persen karang dunia dapat mengalami tekanan panas. Sementara ganggang terus meningkat di dua pertiga terumbu karang di seluruh dunia.