Mengapa Ketiak Sebagian Orang Lebih Bau daripada Orang-Orang Lainnya?

By Utomo Priyambodo, Rabu, 1 Juni 2022 | 13:00 WIB
Kenapa ketiak sering bau? (torwai/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id—Anda mandi pagi ini, mengenakan pakaian segar, dan menjalani hari yang normal. Namun tiba-tiba Anda mencium bau asam atau bahkan busuk di ketiak Anda.

Mengapa ketiak Anda bau, dan mengapa terkadang lebih bau daripada ketiak orang lain?

Semuanya bermuara pada sekresi berminyak dari kelenjar khusus di bawah kulit Anda. Kelenjar itu yang sangat umum berada di bawah ketiak dan lebih aktif pada waktu-waktu tertentu.

"Dan terlepas dari apa yang mungkin Anda dengar di Instagram atau TikTok, menyeka lengan Anda dengan asam glikolat bukanlah solusi jangka panjang terbaik," tulis Christian Moro, Associate Professor of Science & Medicine di Bond University, dalam artikelnya di The Conversation.

Moro menjelaskan bahwa kelenjar keringat utama, yang disebut kelenjar keringat "ekrin", menutupi sebagian besar tubuh kita. Kelenjar ini mengeluarkan air yang tidak berbau dan menguap untuk mendinginkan tubuh kita.

Namun, tubuh kita juga dilengkapi dengan kelenjar keringat jenis kedua, yang disebut "kelenjar keringat apokrin". Kelenjar keringat aprokrin kebanyakan berada di sekitar area dengan banyak folikel rambut, seperti ketiak dan selangkangan.

Kelenjar ini mengeluarkan senyawa berminyak. Kelenjar ini menjadi lebih aktif dalam menanggapi stres, ketakutan, kecemasan, rasa sakit, dan rangsangan seksual.

Awalnya senyawa berminyak ini tidak berbau. Namun, sekresi berminyak ini menyediakan makanan yang baik untuk bakteri yang hidup di kulit kita.

Bakteri mengubah keringat ini menjadi asam lemak dan senyawa yang menghasilkan aroma. Aroma atau bau yang dihasilkan inilah yang mengingatkan kita pada bau bawang, jinten, dan daging busuk.

Jenis-jenis bakteri relatif konsisten pada tubuh orang-orang. Namun keseimbangan antara masing-masing jenis bakteri bisa berbeda. Genetika memainkan peran penting dalam bagaimana tubuh kita menghasilkan bau.

"Dan karena kelenjar apokrin kita merespons emosi, pikiran dan gaya hidup kita dapat memengaruhi aktivitasnya. Bahkan beberapa makanan, seperti banyak daging merah, dapat mengubah baunya," tegas Moro.

"Baik bagi pria maupun wanita, bulu ketiak juga bisa menyebabkan bau yang lebih menonjol," tambahnya lagi.

Moro memaparkan, kelenjar keringat apokrin umumnya tidak aktif sampai pubertas. Itulah sebabnya bau badan tidak terlalu menjadi perhatian ketika kita masih muda.

Aroma tubuh kita turut berubah seiring dengan produksi hormon. Misalnya, selama siklus menstruasi, bau yang paling "menarik" terjadi sekitar waktu ovulasi, saat wanita paling subur. Namun, fungsi seksual bau badan tampaknya tidak memainkan peran utama pada manusia.

Meskipun demikian, mungkin ada beberapa relevansi sosial dengan aroma unik kita. Bayi yang baru lahir dapat mengenali bau ketiak ibunya beberapa minggu setelah melahirkan, dan ibu dapat membedakan bau bayinya sendiri setelah tiga minggu bersama.

Karena bau badan tidak terlalu berguna bagi manusia, bagaimana cara kita mencegah agar badan kita tidak menghasilkan bau yang tidak enak?

Seperti yang telah dijelaskan di atas, sekresi kelenjar keringat kita tidaklah berbau. Tapi semakin lama bakteri-bakteri di kulit kita harus memproses minyak, semakin banyak senyawa beraroma yang bisa dihasilkan.

      

Baca Juga: Bulu Ketiak Tidak Dapat Tumbuh Sepanjang Rambut, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baca Juga: Inilah Bau yang Paling Disukai dan Tidak Disukai Secara Universal

Baca Juga: Ani Liu, Seniman yang Mampu Simpan Aroma Tubuh Seseorang Dalam Botol

Baca Juga: Eksplorasi Indera Penciuman, Ternyata Bau Busuk Diproses Lebih Cepat

    

"Itu sebabnya mandi setiap hari membantu mengurangi bau badan," saran Moro.

Moro membeberkan bahwa antiperspiran memang bisa mengurangi jumlah keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar. Ini biasanya karena bahan-bahan seperti aluminium, yang membentuk penyumbatan sementara di kelenjar.

Adapun deodoran bekerja untuk menutupi bau dengan aroma yang lebih kuat dan menyenangkan. Mereka sering juga mengandung alkohol atau bahan-bahan yang dapat membuat kulit Anda sedikit asam, atau membuat area tersebut kurang ramah terhadap bakteri.

"Pilihlah pakaian dengan bijak," imbau Moro. "Jika kulit Anda lembap dalam waktu lama, hal itu memberi peluang bagi bakteri untuk tumbuh. Pakaian bersih yang memungkinkan aliran udara yang baik dapat membantu Anda tetap wangi lebih lama di siang hari."

Moro juga mewanti-wanti agar Anda tidak mengonsumsi kafein, beberapa obat-obatan, serta beberapa obat-obatan terlarang seperti metamfetamin, MDMA, heroin dan kokain. Sebab, zat-zat ini dapat meningkatkan jumlah keringat sehingga akan mempengaruhi bau badan Anda.