Dampak Perubahan Iklim: Pegunungan Alpen Kini Terlihat Lebih Hijau

By Wawan Setiawan, Jumat, 3 Juni 2022 | 13:34 WIB
Pemandangan Pegunungan Alpen Swiss, dari Pischahorn menuju puncak yang disebut Plattenhörner. Konsekuensi perubahan iklim di Pegunungan Alpen yang kini berubah dari warna putih ke hijau terlihat dari luar angkasa. (Sabine Rumpf)

Nationalgeographic.co.id—Pemanasan global memiliki dampak yang sangat menonjol di wilayah Alpine. Seperti Arktika, pegunungan Eropa ini menjadi lebih hijau dari sebelumnya.

Hasil suatu studi tentang dampak tersebut telah terbit di jurnal Science pada 2 Juni 2022. Judulnya, From white to green: Snow cover loss and increased vegetation productivity in the European Alps. Para peneliti dari University of Lausanne dan University of Basel menggunakan data satelit untuk menunjukkan bahwa vegetasi di atas garis pohon telah meningkat di hampir 80 persen Pegunungan Alpen. Tutupan salju juga berkurang, meskipun sejauh ini hanya sedikit.

Gletser yang mencair telah menjadi simbol perubahan iklim di Pegunungan Alpen. Sekarang, pengurangan tutupan salju sudah terlihat dari luar angkasa tetapi ini bukan perubahan terbesar. Demikian kesimpulan tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Sabine Rumpf dari Universitas Basel dan Profesor Grégoire Mariéthoz serta Profesor Antoine Guisan dari Universitas Lausanne.

Bekerja dengan rekan-rekannya di Belanda dan Finlandia, mereka menyelidiki perubahan tutupan salju dan vegetasi dengan menggunakan data satelit resolusi tinggi dari 1984 hingga 2021. Selama periode ini, biomassa tanaman di atas garis pohon meningkat di lebih dari 77 persen area yang diamati. Fenomena "penghijauan" akibat perubahan iklim ini sudah didokumentasikan dengan baik di Kutub Utara dan mulai juga terdeteksi di pegunungan.

"Skala perubahan ternyata sangat besar di Pegunungan Alpen," kata Sabine Rumpf, penulis utama studi tersebut, seperti yang dilaporkan The Guardian. Sejak Februari, ia juga telah menjadi asisten profesor di University of Basel. Pegunungan Alpen menjadi lebih hijau karena tanaman menjajah daerah baru dan vegetasi umumnya menjadi lebih padat juga lebih tinggi.

Meningkatnya suhu dari pemanasan global dan meningkatnya curah hujan memperpanjang musim tanam di Pegunungan Alpen. (Philippe Desmazes/AFP/Getty Images)

Studi sebelumnya terutama berfokus pada pengaruh pemanasan global pada keanekaragaman hayati Alpen dan perubahan distribusi spesies tanaman. Namun, sampai saat ini belum ada yang melakukan analisis yang komprehensif tentang perubahan produktivitas vegetasi di Pegunungan Alpen. Penulis menunjukkan bahwa peningkatan biomassa tanaman terutama disebabkan oleh perubahan curah hujan dan periode vegetasi yang lebih lama sebagai akibat dari kenaikan suhu.

"Tanaman Alpen beradaptasi dengan kondisi yang keras, tetapi mereka tidak terlalu kompetitif," kata Rumpf. Ketika kondisi lingkungan berubah, katanya, spesies khusus ini kehilangan keunggulannya dan kalah bersaing, "Keanekaragaman hayati Alpen yang unik berada di bawah tekanan yang cukup besar," imbuhnya.

Berbeda dengan vegetasi, luasnya tutupan salju di atas garis pohon hanya berubah sedikit sejak 1984. Untuk analisis mereka, para peneliti mengecualikan daerah di bawah 1.700 meter, gletser, dan hutan. Di wilayah yang tersisa, mereka menemukan bahwa tutupan salju telah menurun secara signifikan di hampir 10 persen wilayah tersebut. Ini mungkin kedengarannya tidak banyak, tetapi para peneliti ingin menyoroti bahwa hal itu tetap merupakan tren yang mengkhawatirkan.

    

Baca Juga: Perubahan Iklim dan Naiknya Suhu Kyoto Bikin Sakura Mekar Lebih Awal

Baca Juga: Akibat Perubahan Iklim, Pepohonan Tropis Mati Dua Kali Lebih Cepat