Kematian Paling Tragis Pieter Erberveld Akibat Mengkhianati VOC

By Utomo Priyambodo, Senin, 6 Juni 2022 | 16:00 WIB
Monumen memorial kematian Pieter Erberveld di Batavia. (Tropenmuseum)

Baca Juga: Catatan Kelam Batavia, Sepuluh Ribu Orang Tionghoa Dibantai Kompeni

   

Pieter dan Raden Kertadria digantung di tiang salib dalam posisi berdekatan. Daging dan tulang-tulang dari tubuh mereka dipreteli dengan sebatang besi yang panas.

Mayat Raden Kertadria diikatkan ke dua tubuh kuda yang kemudian berlari kencang. Akibatnya, jasadnya tertarik kencang hingg terbelah jadi dua.

"Konon peristiwa ini menjadi asal-muasal nama Kampung 'Pecah Kulit' yang terletak di sekitar Jalan Jakarta. Sehabis mereka, hukuman yang sama juga dilanjutkan terhadap 25 orang pengikut gerakan politik Pieter," tulis Zaenuddin.

Lebih lanjut, rumah keluarga Pieter Erberveld juga dihancurkan. Lalu tengkorak Pieter yang berlumuran darah ditancapkan di atas tembok batu puing-puing rumah tersebut.

Di atas tembok batu itu dituliskan 9 baris kalimat peringatan dalan bahasa Belanda dan di bawahnya terdapat 8 baris huruf Jawa kuno. Tulisan dalam bahasa Belanda itu jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berbunyi seperti ini:

"Catatan dari peringatan (yang) menjijikkan pada si jahil, terhadap negara, yang telah dihukum: PIETER ERBERVELD. Dilarang mendirikan rumah, gedung, atau memasang papan kayu, demikian pula bercocok tanam di tempat ini, sekarang sampai selamanya. Selesai. Batavia, 14 April 1722."

Sisa-sisa dari kisah tragis itu masih ada hingga kini. Monumen peringatan kematian Pieter Erberveld masih berdiri tegak di Museum Taman Prasasti di Jakarta.