Hati-hati, Kebanyakan Asupan Produk Susu Berisiko Kanker Prostat

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 10 Juni 2022 | 10:00 WIB
Pria yang mengonsumsi produk olahan susu dengan asupan tinggi berisiko terkena kanker prostat. (astra490/iStock/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Bagi pria yang suka minum susu dengan asupan tinggi, mungkin Anda harus berhati-hati. Sebab, para peneliti lewat sebuah studi di The American Journal of Clinical Nutrition yang terbit 8 Juni 2022, mengungkap bahwa pria dengan asupan produk susu yang lebih tinggi punya risiko kanker prostat.

Para ilmuwan mencatat, pria yang mengonsumsi sekitar 430 gram susu per hari (setara dengan satu cangkir susu) menghadapi 25 persen peningkatan risiko kanker prostat, dibandingkan yang mengonsumsi 20,2 gram susu per hari (setengah cangkir).

Bahkan, bagi mereka yang tidak minum susu sama sekali bisa berbanding sangat jauh lebih rendah dari yang mengonsumsi 430 gram per hari. 

Produk susu, baik yang kaya dengan lemak maupun tidak, ternyata tidak ada hubungannya dari tingkat minimal risiko. Semua risiko justru bersumber pada susu.

"Temuan kami menambah bobot penting pada bukti lain yang menghubungkan produk susu daripada kalsium non-susu, sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk kanker prostat," ujar Gary Fraser, peneliti utama studi yang merupakan profesor di Loma Linda University School of Medicine dan School of Public Health, AS. Makalah itu berjudul Dairy foods, calcium intakes, and risk of incident prostate cancer in Adventist Health Study–2.

Fraser dan timnya mengevaluasi asupan makanan pada lebih dari 28.000 pria di Amerika Utara dengan berbagai paparan susu dan kalsium. Pada awalnya, semua teridentifikasi bebas dari kanker.

Evaluasi yang mereka lakukan berdasarkan dari kuesioner frekuensi makanan (FFQ) dan repeated 24-hour recalls (penambahan jumlah hari dalam menggunakan metode mengingat kembali 24 jam yang lalu). Kuesioner itu juga mencatat demografi, riwayat keluarga kanker prostat, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, skrining kanker prostat, dan indeks massa tubuh.

Para peneliti pun menindaklanjuti status kanker prostat peserta selama rata-rata delapan tahun lewat pendaftaran status kanker. Ternyata, dalam laporannya ada 1.254 kasus kanker prostat baru di antara para peserta selama masa tindak lanjut pencatatan. 

Fraser mengatakan, timnya memisahkan mana yang selama ini mendapat asupan produk susu dan kalsium non susu (kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau, kacang polong, buah-buahan, dan sereal).

Secara statistik, data dari para penerima asupan kalsium, ternyata hanya memiliki sedikit bukti adanya hubungan dengan terserang kanker prostat.

“Salah satu interpretasi adalah bahwa makanan susu, atau beberapa faktor risiko yang tidak diketahui berhubungan erat, secara kausal terkait dengan risiko kanker prostat,” tulis para peneliti dalam makalahnya.

Maka, para peneliti pun memfokuskan pada mereka yang menerima asupan produk susu. Dalam peninjauan ini pun mereka sudah menyisihkan faktor lain seperti ras, usia, dan riwayat kanker prostat dalam keluarga.