Lokananta dan Upaya Soekarno Membangun Ketahanan Budaya Bangsa

By Galih Pranata, Selasa, 14 Juni 2022 | 15:00 WIB
Studio rekaman Lokananta yang dibangun di Kota Solo. (Arsip Digital Pemerintah Kota Surakarta)

Ia menulis dalam Proceeding ICTESS berjudul Media Management of State Music Recording (Case Study Music Recording Lokananta Surakarta) yang terbit pada tahun 2021.

Potret ruang studio rekaman Lokananta. (Gittzramone/Wikimedia Commons)

Seiring berjalannya waktu, pemerintah mengubah kebijakannya dengan memutuskan bahwa Lokananta dapat menjual produksi rekamannya kepada publik. 

Selama di bawah naungan Departemen Penerangan RI, studio rekaman itu tercatat sebagai salah satu pionir industri musik Indonesia dan pernah menguasai jagat industri musik Indonesia pada dekade 1970-1980-an.

Pada tahun 1965, akibat dari wejangan Ki Hajar Dewantara yang mengatakan perlunya diadakan pengganti musik yang digandrungi kawula muda, diterbitkan album Mari Bersuka Ria dengan irama Lenso.

Album fenomenal yang laku keras ini, nyatanya merupakan polesan tangan Soekarno sebagai upaya sang presiden untuk menyaingi tarian Latin dan rock and roll yang marak kala itu.

   

Baca Juga: Mari Bersuka Ria: Lagu Fenomenal Ciptaan Soekarno Menjelang Gestapu

Baca Juga: Dari Redupnya Lampu Minyak dan Buku, Soekarno Menjelma Negarawan

Baca Juga: Takdir Istimewa Dipanagara dan Soekarno Sebagai Putra sang Fajar

Baca Juga: Kunjungan Singkat dan Kisah Lodeh Buatan Hartini yang Memikat Soekarno

    

Selain itu, Lokananta juga menerbitkan banyak piringan hitam yang memperdengarkan lagu khas Indonesia nan melegenda. Sebut saja lagu Bengawan Solo milik Gesang yang direkam dan disimpan di sana.

Saat ini, Lokananta tercatat sebagai bangunan cagar budaya yang memiliki lebih dari 5.672 piringan hitam musik etnis atau folk dari seluruh Indonesia, dan lagu-lagu pop lama Indonesia.

Museum ini juga memiliki koleksi rekaman orkes keroncong dan gamelan terbesar (Jawa, Bali, Sunda, bahkan Batak), bersama dengan rekaman pidato pertama presiden pertama Indonesia Sukarno dan versi asli lagu-lagu kebangsaan.

Sejatinya, keberadaan Lokananta dalam panggung sejarah telah membuktikan upaya keras Soekarno dalam membangun ketahanan budaya bangsa lewat seni musik tradisional dan kebangsaan.