"Temuan ini sangat penting bagi para arkeolog di wilayah tersebut," tambah Toetik Koesbardiati, antropolog Indonesia yang terlibat dalam penelitian tersebut. Dia menambahkan, "Kami pasti akan mengintensifkan upaya kami untuk mempelajari migrasi ini dengan bukti lain."
Penelitian ini juga mengungkapkan hubungan yang lebih dekat antara leluhur individu purba yang terkait dengan Austronesia dari Wallacea utara dan Pasifik. Hubungan tersebut kemudian dibandingkan dengan mereka yang berasal dari Wallacea selatan, sebuah pola yang sesuai dengan bukti linguistik.
Selain itu, analisis ini dapat menjelaskan waktu pencampuran genetik Asia-Papua. "Penelitian sebelumnya berdasarkan populasi masa kini telah melaporkan perkiraan yang sangat berbeda, beberapa di antaranya mendahului bukti arkeologis untuk ekspansi Austronesia, sementara yang lain jauh lebih baru," kata Mark Stonekin, penulis senior studi tersebut.
Karena kita, lanjutnya, sekarang memiliki individu purba dari periode waktu yang berbeda. "Kita dapat langsung menunjukkan campuran itu terjadi dalam beberapa gelombang atau terus menerus sejak setidaknya 3.000 tahun yang lalu di seluruh Wallacea," jelas Stoneking.
"Studi di masa depan pada genom yang lebih tua mungkin memperpanjang tanggal ini lebih jauh."
Tim juga mencari kesamaan genetik antara Wallacea purba yang baru dilaporkan dan individu pra-Neolitikum yang diterbitkan sebelumnya dari Sulawesi, pulau lain di Wallacea.
Sementara itu, Cosimo Posth penulis senior yang lainnya mengatakan, bahwa semua individu Wallacean yang diurutkan dalam penelitian ini lebih mirip dengan kelompok New Guinea saat ini daripada populasi lokal sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwa kedua wilayah ini terhubung lebih dekat pada zaman kuno daripada yang dibayangkan sebelumnya
"Hasil ini juga mengkonfirmasi bahwa nenek moyang genetik dari pemburu-pengumpul Wallacea sebagian besar telah berganti," kata Posth.
Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal bergengsi Nature Ecology and Evolution. Publikasi tersebut merupakan jurnal akses terbuka yang dapat diakses daring dengan judul "Ancient genomes from the last three millennia support multiple human dispersals into Wallacea" baru-baru ini.