Perempuan Indonesia Mencapai Puncak Gunung Tertinggi Amerika Utara

By Utomo Priyambodo, Rabu, 15 Juni 2022 | 13:00 WIB
Putri Handayani di Gunung Denali. (Jelajah Putri)

Setelah cukup beristirahat, keesokan harinya kedua pendaki yang pernah belajar ice and snow climbing di Mount Cook di Selandia Baru ini mulai melakukan summit push. Pendakian menuju puncak dikenal paling berat dan kerap makan korban. Salah satunya Matthias Rimml, pendaki Austria yang terjatuh dan tewas pada awal Mei lalu. Selain itu, pada musim pendakian tahun ini banyak pendaki gagal melakukan summit akibat diterpa oleh angin kencang yang mengakibatkan suhu drop sangat drastis di bawah 0 derajat Celsius.

Pada Kamis pagi, 9 Juni 2022, waktu Alaska, cuaca di sekitar puncak cukup bagus, walaupun hujan salju masih terus turun. Suhu udara sangat dingin dan terasa menusuk tulang.

Pada pagi itu Putri dan Agi berjalan perlahan melewati Denali Pass yang terkenal berbahaya. Di jalur ini tenaga para pedaki amat terkuras dan jurang yang dalam mengintai di kedua sisi. Setelah melewati Denali Pass, mereka melajutkan pendakian hingga di sisi Archdeacons Tower.

Dari sini, lamat-lamat puncak tertinggi di Amerika Utara itu terlihat. Namun para pendaki masih harus mendaki lereng yang berhias jurang amat dalam di sisi kanan. Dalam mendaki, Putri dan Agi terikat satu sama lain menggunakan teknik running belay.

Pendakian ke puncak melalui punggungan bersalju itu merupakan babak terakhir dengan jalur yang cukup panjang. Cukup menguras tenaga, ditambah lagi kondisi fisik yang drop akibat berhari-hari dicengkeram oleh suhu dingin.

Kaki mereka sudah melangkah sangat jauh sampai di bumi Alaska yang buas. Perlahan demi perlahan mereka menjejak salju dengan sudut elevasi yang lumayan. Hingga kemudian tibalah mereka di ujung gunung dan tidak ada lagi elevasi. Rasa lelah, dingin, napas yang terengah-engah seakan hilang terbayar oleh pencapaian tertinggi tersebut.

Bangga, haru, dan hanya ucapan puji syukur kepada Tuhan melintasi Putri dan Agi, setelah melalui proses latihan dan perjalanan panjang. Namun angin menerpa keduanya dengan amat kencang. Mustahil berlama-lama di puncak yang bisa mengakibatkan risiko fatal. Setelah mengabadikan momentum tersebut, keduanya segera kembali ke Camp 5.

Putri dan Agi di puncak Gunung Denali, gunung tertinggi di Amerika Utara. (Jelajah Putri)

Putri Handayani sebelumnya telah melakukan pendakian Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Afrika, yang berketinggian 5.895 mdpl pada 2016. Pada tahun yang sama ia juga berhasil menaklukkan puncak Gunung Cartenz Pyramid di Papua yang berketinggian 4.884 mdpl.

Pada Juli 2017 giliran Mt. Elbrus di Rusia dengan ketinggian 5.642 mdpl yang dijejaki oleh peraih gelar sarjana Teknik Sipil Universitas Indonesia dan MBA dari Universitas Pittsburgh, Pennsylvania Amerika itu. Selanjutnya pada Februari 2018, ia menaklukkan Gunung Aconcagua di Argentina yang memiliki ketinggian 6.962 mdpl yang merupakan gunung tertinggi di Amerika Selatan sekaligus di benua Amerika.

Misi berikutnya Putri, di sela-sela pekerjaannya sebagai Financial Controller di Schlumberger di Dubai, adalah menaklukkan Vinson Massif di ketinggian 4.892 mdpl sekaligus penjelajahan kutub selatan, lalu Mt. Everest selaku gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.848 mdpl serta kutub utara guna meraih "gelar" the Explorer's Grand Slam. Jika misi Putri sukses, ini bakal jadi gelar pertama yang dipersembahkan bagi orang Indonesia.