Buku Panduan Wisata ke Hindia Belanda yang Menawan Dunia Barat

By Galih Pranata, Minggu, 19 Juni 2022 | 07:00 WIB
Lukisan bertajuk 'Kehidupan di Borobudur pada abad ke-9' karya Walter Spies. (Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia)

 Baca Juga: 170 Tahun Kebun Raya Cibodas: Usaha Konservasi hingga Wisata Alam

 Baca Juga: Scott Merrilees: Bingkai Kenangan Hindia Belanda dalam Kartu Pos

Buku panduannya juga sudah menyebut dalam bagian pendahuluannya tentang fasilitas transportasi uap dan kereta api sebagai fasilitas bagi wisatawan di Sumatra dan Jawa. Dengan begitu, wisatawan tidak perlu khawatir untuk dapat berwisata secara mobile.

Informasi lainnya yang ditawarkan dalam buku itu adalah tentang kemungkinan mengunjungi daerah lain yang masih sedikit diketahui wisatawan, seperti Kepulauan Sunda Kecil, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, hingga Papua Nugini.

"Dijelaskan bahwa pulau-pulau itu luar biasa dan menarik bagi semua pelancong, baik yang berkunjung sebagai turis, pendaki gunung, atau pemburu amatir," imbuh Ahmad Sunjayadi.

Kondisi pedesaan Jawa di masa kolonial dalam lukisan karya Raden Saleh. (Smithsonian American Art Museum/Wikimedia Commons)

Objek yang ditawarkan oleh Guide to the Dutch East Indies (1897) di wilayah Jawa dan luar Jawa adalah objek alam seperti gunung, gunung berapi, lembah, danau, gua, air terjun, sumber air panas, pantai, dan taman laut.

Buku panduan tersebut memuat ilustrasi, mulai dari aktivitas penduduk asli, bangunan kuno, bangunan modern hingga lanskap Nusantara yang menawan. Beberapa suku asli yang disajikan dalam buku panduan adalah penari Serimpi di keraton di Jawa dan penjual kelapa di Makassar.

Ilustrasi bangunan tersebut adalah bangunan markas tentara di Batavia dan istana gubernur jenderal di Buitenzorg. Ilustrasi lainnya adalah Kebun Raya di Buitenzorg (Bogor), Candi Borobudur, rumah adat di Padang, rumah adat di Makassar, keraton Gowa, lautan pasir di pegunungan Bromo, dan gunung berapi di Banda.