Misteri Hilangnya Puluhan Ribu Tentara Romawi setelah Perang Carrhae

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 2 Juli 2022 | 08:00 WIB
Setelah kalah perang dengan Parthia, keberadaan tentara Romawi tidak diketahui. Misteri hilangnya puluhan ribu tentara Romawi ini menarik perhatian sejarawan. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id - Romawi dan Tiongkok adalah dua peradaban besar yang tampak terisolasi satu sama lain. Maka tidak heran jika kontak antara kedua budaya ini memesona sejarawan. Baik itu sejarawan Barat ketika mempelajari tentang Tiongkok atau sebaliknya. Salah satu kisah yang belum terpecahkan adalah soal keberadaan terakhir legiun Romawi setelah perang Carrhae. Misteri hilangnya puluhan ribu tentara Romawi setelah perang Carrhae ini menarik perhatian sejarawan.

Ketamakan orang terkaya di Romawi membuahkan petaka

Pada 53 Sebelum Masehi jenderal Romawi Marcus Licinius Crassus bertempur melawan jenderal Parthia Surena. Pertempuran terjadi di Carrhae, dekat perbatasan Suriah-Turki modern. Pada masa itu, Carrhae berada di pinggiran Kekaisaran Romawi di barat dan Kekaisaran Parthia di timur.

Menjadi salah satu orang terkaya di republik Romawi rupanya masih belum cukup bagi Crassus. Ingin terus menumpuk harta, Crassus berambisi untuk mengakses kekayaan Parthia. “Sang Jenderal pun meyakinkan Senat memberi izin padanya untuk memimpin 42.000 tentara Romawi. Tentara itu dibawa ke medan peran melawan Parthia,” tutur Caleb Strom dilansir dari laman Ancient Origins.

Meski jumlah tentaranya lebih banyak, Crassus dan pasukannya mengalami kekalahan yang memalukan. Hanya dengan 10.000 pemanah, Surena mampu melawan Crassus. Crassus pun berusaha merundingkan gencatan senjata, tetapi akhirnya tewas terbunuh. Konon, ia mati dengan cara yang mengenaskan. Emas cair dituangkan ke tenggorokannya sebagai hukuman atas keserakahannya. Akhir yang mengenaskan bagi orang terkaya di republik Romawi. Akan tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa sang Jenderal dipenggal.

Bagaimana dengan sisa legiun atau tentara Romawi yang masih hidup?

Menurut beberapa sumber, sisa tentara yang masih hidup dipindahkan ke perbatasan timur Kekaisaran Parthia. Kemungkinan besar tentara yang kalah itu dikirim ke tempat yang sekarang disebut Turkmenistan.

“Parthia memiliki praktik standar mempekerjakan tentara yang ditangkap sebagai penjaga perbatasan,” tulis William Mclaughin di laman War History Online. Ini memperkecil peluang tentara Romawi untuk melarikan diri dan menerima nasib baru mereka.

17 tahun kemudian, pertempuran Zhizhi antara Tiongkok dan Hun pun terjadi. Saat itu, suku Hun adalah musuh abadi bangsa Tiongkok.

Menurut catatan sejarah, tentara bayaran bertempur di pihak Hun menggunakan formasi ‘sisik ikan’. Terkesan akan formasi ini, pejabat Tiongkok mengundang para tentara bayaran itu. Mereka akhirnya jadi bagian dari penjaga perbatasan di provinsi Gansu modern. “Kota Li-Jien atau Liqian disediakan untuk tentara bayaran ini,” ungkap Strom.

Siapakah para tentara bayaran yang misterius ini?

Formasi sisik ikan para tentara bayaran memiliki kemiripan yang samar dengan formasi testudo dari legiun Romawi. Maka muncul pendapat bahwa tentara misterius ini sebenarnya adalah legiuner Romawi yang diasingkan dari Pertempuran Carrhae. Mereka kemudian menjadi tentara bayaran yang digunakan oleh suku Hun.