Empat Paddler Indonesia Akan Susuri Sungai Bengawan Solo Sejauh 462 Km

By Utomo Priyambodo, Senin, 20 Juni 2022 | 23:00 WIB
Acara Kick-Off Paddling Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 di Sungai Tahang, Greenbelt Pantai Indak Kapuk 2 pada 19 Juni 2022. (M Bahrun I Chourmain/YouTube)

Nationalgeographic.co.id—Empat paddler Indonesia akan menyusuri Sungai Bengawan Solo sejauh 462 kilometer dengan melakukan stand up paddle. Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa dan salah satu sungai terpanjang di Indonesia.

Penelusuran sungai panjang dan besar ini bakal dimulai pada 14 Juli 2022 dan ditargetkan selesai pada 14 Agustus 2022. Penjelajah sungai melaui olahraga rekreasi air ini dilakukan dalam rangkan Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022.

Misi ini diinisiasi oleh organisasi Stand Up Paddle Indonesia (SUP.ID) berkolaborasi dengan Yayasan Putra Nusantara dan berbagai kalangan, termasuk para peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Muhammadiyah Gresik, dan Perkumpulan Begandring Soerabaia. National Geographic Indonesia juga turut mendukung kegiatan ini dengan menjadi media partner resmi Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022.

Heriyanto 'Bob', Ketua Umum SUP.ID, merasa senang dan bangga organisasi komunitasnya bisa menginisiasi misi ekspedisi ini. Ia berharap misi ekspedisi ini bisa berjalan lancar dan sukses.

Dalam acara Kick-Off Paddling Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 di Sungai Tahang, Greenbelt Pantai Indak Kapuk 2 pada 19 Juni 2022, Bob memperkenalkan dan menyampaikan ada empat anggotanya yang akan melakukan paddling sejauh 462 kilometer menyusuri Sungai Bengawai Solo. Mereka adalah Ermiko Effendi, Chatarina Tjahya, Muhammad Rifai, dan Bayu Prasetya Jati. Mereka akan menjelajahi sungai sekaligus melewati wilayah 491 desa, 12 kabupaten/kota, dan 2 provinsi, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tim penjelajah secara resmi akan mulai menjejakkan dayung dari outlet Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Misi akan rampung saat tim pendayung berhasil mencapai bagian Sungai Bengawan Solo yang berada di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 ini membawa banyak program, termasuk di bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi. "Kami beranggapan salah satu metode untuk mengumpulkan informasi yang valid (terkait kondisi Sungai Bengawan Solo dan bantarannya) adalah dengan cara melakukan penginderaan langsung ke lapangan. Kegiatan ini sebagai sarana mitigasi sekaligus memetakan potensi yang dapat dijadikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat," ujar Ermiko Effendi, salah satu paddler sekaligus Penanggung Jawab Pelaksana Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022.

Miko, sapaan Ermiko, juga tahu bahwa sebelumnya, pada 2017, sudah pernah ada Ekspedisi Bengawan Solo yang dilakukan oleh Harian KOMPAS dengan menggunakan perahu atau boat. "Apa yang kami lakukan hari ini adalah untuk menyempurnakan penemuan KOMPAS yang dulu. Contoh, jika KOMPAS dulu menemukan titik nol Bengawan Solo di Kali Muning, maka di ekspedisi kali ini kami punya referensi baru titik nol di daerah lain. Apa yang kami lakukan hari ini adalah ingin menyempurnakan penelitian teman-teman KOMPAS dulu."

Empat paddler berbaju hitam di depan akan menjelajahi Sungai Bengawan Solo sejauh 462 kilometer. (Utomo Priyambodo)

Dalam Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022, setidaknya ada 15 program yang akan dilakukan. Di antaranya adalah patroli pencemaran sungai lintas provinsi, penelitian dan perekaman data keanekaragaman hayati sungai, pengujian kualitas air, pemetaan dasar sungai, memetakan wisata pedesaan dan potensi wisata minat khusus, pendampingan serta pelatihan hospitality, pembuatan paket wisata bagi pengelola desa melalui program desa wisaga go digital, serta menyiapkan infrastruktur pemasaran bagi desa wisata di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo dengan membuat platform smart tourism.

Lalu ada juga program pengenalan wahana olahraga stand up paddle sebagai sarana olahraga rekreasi, promosi wisata, dan wahana yang efektif untuk memberikan pertolongan dan evakuasi korban banjir pada musibah perairan. Ada perekaman video 360 (virtual reality) sebagai materi promosi wisata sekaligus kampanye lingkungan berbasis digital serta penelusuran situs Tambangan atau Naditira Desa, teknologi transportasi air warisan zaman Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk sebagaimana tertulis dalam Prasasti Canggu (1358). Ada pula program pembuatan video dokumenter "Napak Tilas Jalur Peradaban Tanah Jawa".

Ditambah lagi, ada juga program mitigasi dan pengamanan bantaran sungai yang memiliki kerentanan terhadap abrasi dengan melakukan penanaman 10.000 bibit bambu dan tanaman lainnya yang berfungsi sebagai benteng alam sekaligus sebagai nilai tambah ekonomi bagi masyarakat pedesaan. Lalu, bersama-sama pemeritah daerah, tim ekspedisi juga akan membuat pasar rakyat pinggir Bengawan dan pelatihan darpa muda atau pemuda kebanggaan sebagai pendamping usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tingkat desa-desa

Muhammad Rifai, salah satu paddler lainnya, menjelaskan bahwa ia bersama tiga orang paddler utama akan melakukan paddling sejak pagi hingga sore selama sebulan. Mereka akan berhenti di titik-titik pemberhentian (pit stop) tiap sore dan melanjutkan paddling di titik-titik tersebut keesokan paginya. "Nanti ada satu boat juga yang akan mendukungan pengangkutan logistik kami selama paddling," kata Fay, sapaan Rifai.

Tim paddler akan menginap dan mengadakan acara di desa-desa pinggir sungai di sekitar titik-titik pemberhentian tersebut. "Bahkan di setiap pit stop itu masyarakat desa yang membantu menyiapkan (acara dan kegiatan) ini. Di sana kita akan disambut dengan perahu-perahu lokal," imbuh Miko.

Anak kecil turut mengikuti acara acara Kick-Off Paddling Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022. (Utomo Priyambodo)

Rangkaian ekspedisi ini juga akan mengadakan focus group discussion (FGD) di tingkat desa-desa dan mendorong terbentuknya wadah bernama Riverside Ecologycal Society atau Masyarakat Bantaran Sungai yang Peduli pada Kelestarian Alam. Harapannya, semua pemerintah kabupaten/kota yang dilalui Bengawan Solo dapat berbagi masalah terkait kondisi Sungai Bengawan Solo dan bantarannya serta merumuskan dan menerapkan solusi bersama terkait ini.

Rekomendasi-rekomendasi hasil penelitian dan diskusi dari rangkaian ekspedisi ini rencananya akan dipublikasikan dalam sebuah buku. "Penerbitan hasil ekspedisi dan rekomendasi dalam bentuk buku akan kami serahkan kepada pemerintah pusat dan daerah," tutur Miko.

Baca Juga: Benteng Van Den Bosch: Sang Penjaga Jalur Sungai Bengawan Solo

Baca Juga: Banjir dan Longsor Melanda Hulu Bengawan Solo

Baca Juga: Kisah di Balik Ekspedisi Magellan Mencari Jalur Rempah yang Baru

Frans Teguh, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), berharap ekspedisi ini bisa berjalan lanjar dan menyatakan pihaknya siap ikut berkolaborasi. "Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022 ini harus sukses dan bisa memberikan manfaat, nilai-nilai keberlanjutan, dan sejalan dengan stok resources yang kita miliki. Karena jalur Bengawan Solo ini adalah jejak-jejak peradaban yang bernilai bagi pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.

Leo Eliasta, Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Sungai dan Pantai, perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), juga menyatakan sangat mendukung dan mengapresiasi misi ini. Dia menegaskan pihak Kementerian PUPR yang memiliki amanat untuk mengelola seluruh badan air di Indonesia, termasuk Sungai Bengawan Solo, "siap menerima masukan-masukan ataupun rekomendasi-rekomendasi" dari hasil penelitian dalam ekspedisi ini.

Tim ekspedisi berharap Sungai Bengawan Solo dapat memberi pemasukan dan meningkatkan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya melalui pengembangan wisata-wisata di sana. Dengan adanya manfaat yang diberikan sungai kepada masyarakat, maka masyarakat pun akan merasa penting akan keberadaan sungai sehingga akan selalu menjaga kebersihan dan kelestarian sungai ini.

"Kami juga sedang menyiapkan sebuah marketplace tourism, yang harapannya nanti setelah ekspedisi ini selesai, masyarakat yang punya wisata-wisata desa itu nanti bisa didorong jadi desa wisata digital, sudah ada lapak-lapak digitalnya di situ. Kita yang akan provide itu. InsyaAllah nanti setelah selesai acara, aplikasi itu sudah bisa dipakai," harap Miko.