Catatan Polimatik Arab Mengungkap Awal Mula Munculnya Tanaman Ganja

By Ricky Jenihansen, Selasa, 21 Juni 2022 | 16:00 WIB
Ilustrasi dokumen asia tengah abad pertengahan. (Kitab Al-Filaha)

Nationalgeographic.co.id—Ada banyak literatur tentang ganja selama lebih dari 3 dekade belakangan, tapi tidak satupun yang dapat mengidentifikasi asal usulnya secara spesifik. Ada banyak perdebatan, namun ada keyakinan bahwa ganja berasal dari Asia Tengah, tanpa tahu tempat pastinya di mana.

Tapi kini, penelitian gabungan University of Vermont, Middlebury College dan University of Nottingham, Ningbo, Tiongkok sepertinya menemukan lokasi spesifik tempat asal ganja pertama kali berasal. Mereka telah menemukan bukti yang menunjukkan ganja berasal dari Dataran Tinggi Tibet.

Seperti diketahui, ganja kemungkinan merupakan salah satu tanaman paling terkenal di Bumi karena menghasilkan kanabinoid -bahan kimia yang memiliki dampak nyata pada otak manusia. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tanaman tersebut kemungkinan berasal dari suatu tempat di Asia Tengah sekitar 28 juta tahun yang lalu.

Dan sekarang, dalam sebuah penelitian gabungan, para peneliti berusaha untuk lebih tepat menentukan tempat yang paling mungkin di mana tanaman itu berawal. Pendekatan yang digunakan oleh para peneliti adalah melalui penelitian-penelitian sebelumnya, baik arkeologis maupun geologis.

Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam Vegetation History and Archaeobotany dengan judul "Cannabis in Asia: its center of origin and early cultivation, based on a synthesis of subfossil pollen and archaeobotanical studies" dan dapat diakses secara daring.

Studi baru ini memberikan fokus di mana tepatnya ganja pertama kali berevolusi jutaan tahun yang lalu. Dokumen-dokumen yang berasal dari abad pertengahan telah menunjukan manusia telah berhipotesis tentang asal usul geografis ganja selama lebih dari seribu tahun.

Tempat asal ganja yang paling mungkin adalah Dataran Tinggi Tibet (Leafly)

Polimatik Arab terkenal, Ibnu Wahsiyya, orang yang berpengetahuan luas, pernah menunjuk India atau mungkin Cina sekitar 930 Masehi sebagai tempat asal usul ganja. Informasi itulah yang kemudian menjadi rujukan hingga saat ini dan diyakini bahwa ganja berasal dari asia tengah.

Para ilmuwan kemudian meyakini bahwa tanaman ganja berasal dari Asia tengah. Hanya saja mereka belum menemukan buktinya arkeologisnya.

Kelangkaan fosil fisik daun ganja dan sejenisnya, membuat para ahli sulit untuk menemukan bukti arkeologinya dan melakukan riset identifikasi lebih spesifik di asia tengah, bahkan di tengah sedang meningkatnya popularitas ganja di bidang akademik dan ilmiah saat ini.

Tapi kini, tim peneliti yang dipimpin oleh John McPartland dari University of Vermont beralih ke serbuk sari dari tanaman genus Cannabis yang pertama kali dipelajari sejak tahun 1930-an untuk melacak sejarahnya. Sejumlah penelitian fosil serbuk sari telah dilakukan beberapa dekade terakhir.

"Ganja tumbuh subur di padang rumput, habitat terbuka tanpa pohon," kata peneliti dalam rilis media.