Para peneliti bisa menggunakan kapal selam air robot yang bisa bertahan di dalam air untuk menemukan bangkai kapal, mengambil visualnya, dan membuat pemetaan. Bahkan cara ini dapat menilai komposisi kimia dari bangkai kapal tanpa harus menyelam ke dasar.
Siapa pemilik kapal karam?
Dokumen terkait peristiwa tidak hanya memberi tahu lokasi, tetapi juga bisa menjelaskan tentang siapa pemilik kapal yang karam. Misalnya, kapal Van Der Wijck, punya dokumen yang menjelaskan tentang tinggi, berat, dan spesifikasinya. Kabar dari De Telegraaf juga mengabarkan tentang lokasi tenggelamnya di Perairan Lamongan, 12 mil dari Pantai Brondong pada Kamis 22 Kotober 1936.
Baca Juga: Arkeolog Menemukan Galangan Kapal Zaman Viking yang Unik di Birka
Baca Juga: Selidik Tiga Juta Bangkai Kapal Karam di Dasar Laut di Seluruh Dunia
Baca Juga: Dua Bangkai Kapal Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Laut Singapura
Baca Juga: Nasib Kapal-Kapal Kuno yang Tenggelam di Jalur Rempah Nusantara
Jika seandainya tidak ada catatan karena kapal berasal dari masa yang sangat lampau, para peneliti bisa menganalisis dari ciri fisik. Biasanya setiap negara dan budaya punya gaya pembuatan kapal yang berbeda-beda. Misal, kapal gaya bangsa Viking bentuknya ramping dan panjang. Usianya bisa diketahui dengan tes kimia di laboratorium dengan mengambil bagian tertentu.
Secara kepemilikan, kapal tenggelam dimiliki oleh negara asalnya, bukan di mana ia tenggelam. Semua diatur dalam hukum internasional, dan negara tempat suatu kapal tenggelam pun harus menjaganya.
Anda masih bisa mengunjungi tempat kapal karam. Beberapa situs seperti Mandeh, Sumatra Barat membuka wisata untuk melihat kapal karam. Pahami juga, tak semua situs bisa dikunjungi sembarangan karena menjadi kawasan konservasi seperti situs kapal karam HMAS Perth di Banten.