Einstein Tak Mau Bekerja Untuk Nazi, Sekalipun Ia Seorang Jerman

By Galih Pranata, Kamis, 23 Juni 2022 | 12:00 WIB
Albert Einstein dan Adolf Hitler. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.idAlbert Einstein telah terbukti sebagai ilmuwan sohor pada abad ke-20. Tidak hanya karena kerangka ilmiah dan teoretis yang ia buat, melainkan juga karena beberapa keputusan yang ia buat.

"Salah satu keputusan penting yang dibuatnya adalah meninggalkan Jerman, karena dia tahu bahwa Hitler akan memaksanya untuk membuatkan senjata pemusnah massal untuknya," tulis Andrei Tapalaga kepada History of Yesterday.

Ia menulis dalam sebuah artikel berjudul Could Have Germany Built Nuclear Weaponry if Einstein Worked for Them? yang terbit pada 5 November 2020.

"Hitler tahu bahwa Einstein memiliki pengetahuan serta kemampuan untuk membuat senjata yang akan menempatkan Nazi pada keunggulan teknologi jika perang akan pecah," lanjutnya.

Meskipun, alasan yang lebih jelasnya bahwa Einstein meninggalkan Jerman adalah karena Hitler memasukkannya ke dalam daftar hitam (assassination list), sebagai alasan utama: Einstein tidak mau bekerja sama atau bekerja dengan kejahatan.

Mempertimbangkan bahwa Albert Einstein merupakan salah satu jenius paling cerdas yang pernah berjalan di atas muka bumi, dan ia tidak tertipu oleh iming-iming rezim Nazi.

Einstein dengan jenakanya menjulurkan lidah, potret yang diambil Arthur Sasse pada 1951. (Arthur Sasse/Guillem Recolons)

"Dari sudut pandang umum, tidak ada keraguan bahwa Jerman secara keseluruhan adalah pemimpin dunia, setidaknya selama Perang Dunia Kedua," imbuhnya.

Namun, dunia juga tidak akan terlupa dengan little boy dan fat man, dua julukan bom atom yang menghancurkan Jepang (Hiroshima dan Nagasaki) di tahun 1945.

Dua bom itu memang bukan semata-mata dibuat oleh tangan Einstein, melainkan berkat fisi nuklir yang dibuatnya. "Fisi nuklir Einstein adalah bagian penting yang hilang dari tangan ilmuwan Jerman," lanjutnya.

Dari fisi nuklir yang bernilai itu, mungkin teknologi Einstein ini bisa diteruskan dan diimplementasikan ke dalam sistem roket V2 untuk membuat rudal atom balistik. Namun, tidak pernah terlintas di benaknya untuk menciptakan senjata pemusnah massal.