Artefak Baru dari Bangkai Kapal Antikythera yang Berusia 2.050 Tahun

By Ricky Jenihansen, Kamis, 23 Juni 2022 | 22:55 WIB
Kepala patung marmer ditemukan di kapal karam Antikythera. Bangkai kapal Antikyther adalah kapal karam Romawi berusia 2.050 tahun yang terkenal di pulau terpencil Antikythera di Yunani. (Nikos Giannoulakis)

Nationalgeographic.co.id—Puing-puing kapal Antikythera pertama kali ditemukan oleh tim penyelam spons Yunani yang dipimpin oleh Kapten Dimitrios Kondos pada Oktober 1900. Sejak saat itu, telah banyak artefak yang dikumpulkan dari lokasi bangkai kapal tersebut.

Sekarang, arkeolog kelautan kembali menemukan artefak baru. Termasuk kepala patung marmer dan banyak barang dari peralatan kapal dari lokasi puing-puing yang selama ini belum pernah dijelajahi.

Seperti diketahui, bangkai kapal Antikyther adalah kapal karam Romawi berusia 2.050 tahun yang terkenal di pulau terpencil Antikythera di Yunani. Kapal itu berasal dari abad ke-1 Sebelum Masehi (SM) yaitu sekitar 85-50 SM.

Bangkai kapal Antikythera, ditemukan pada awal abad ke-20, dan sejak saat itu menjadi subyek banyak penyelidikan dan publikasi. Pada tahun 2015, pameran "Der versunkene Schatz" di Antikenmuseum di Basel memungkinkan masyarakat Swiss untuk menemukan beberapa dari banyak karya seni marmer dan perunggu yang dibawa kapal ini pada awal abad ke-1 SM.

Sementara yang lebih sederhana, pameran di University of Geneva pada tahun 2016 berfokus pada mekanisme astronomi yang terkenal yang disebut sebagai Mekanisme Antikythera, yang hingga hari ini masih belum mengungkapkan semua rahasianya.

Penelitian lapangan di tahun 2022 ini termasuk relokasi batu-batu besar. (Swiss School of Archeology in Greece)

Kapal ini diperkirakan membawa harta jarahan dari pantai Asia Kecil ke Roma, untuk mendukung parade kemenangan yang direncanakan untuk Julius Caesar. Tapi sayang, ketika kapal ini melewati pulau Antikythera yang berada di tengah rute pelayaran utama kapal ini, kapal ini mungkin tenggelam ketika terjadi badai dahsyat dan menghantamnya ke tebing terjal di pulau itu.

Pada tahun 1901, penyelam Yunani menemukan koleksi artefak kuno yang kaya dari lokasi bangkai kapal. Termasuk patung perunggu dan marmer, perhiasan, furnitur, barang pecah belah mewah, dan perangkat kompleks yang dikenal sebagai Mekanisme Antikythera.

Temuan yang terakhir adalah komputer mekanik roda gigi perunggu yang menggunakan teknologi mutakhir untuk membuat prediksi astronomi, dengan mekanisasi siklus astronomi dan teori. Artefak itu diperkirakan dibuat antara tahun 150 dan 100 SM.

"Tujuan utama dari program lima tahun saat ini (2021-2025) adalah untuk merumuskan pemahaman yang lebih jelas dan lebih tajam tentang kapal Antikythera, rutenya, muatannya, dan kondisi reruntuhannya," kata Angeliki Simosi dari Ephorate of Antiquities of Euboea dan Profesor Lorenz Baumer dari University of Geneva’s, seperti dilansir Sci-News.

Menurut mereka, penelitian lapangan di tahun 2022 ini termasuk relokasi batu-batu besar alam terpilih yang sebagian menutupi area kapal karam selama peristiwa yang sedang diselidiki. "Dengan berat masing-masing hingga 8,5 ton, pemindahan mereka memberi akses ke bagian kapal karam yang sebelumnya belum dijelajahi," jelas para peneliti dalam rilis Swiss School of Archeology in Greece.

Lokasi bangkai kapal Antikythera (Swiss School of Archeology in Greece)

Selama musim 2022, para arkeolog kelautan menemukan kepala marmer dari sosok laki-laki berjanggut, lebih besar dari ukuran aslinya, yang pada pandangan pertama dapat diidentifikasi dengan Herakles (Hercules) dari jenis Farnese.

"Kemungkinan besar itu milik patung tanpa kepala yang disebut Herakles of Antikythera, yang ditemukan oleh penyelam karang pada tahun 1900," kata mereka.

Para arkeolog juga menemukan alas patung marmer dengan bagian bawah kaki. Mereka juga menemukan sejumlah benda dari peralatan kapal, seperti paku perunggu dan besi, kerah timah dari jangkar kayu yang cukup besar, dan massa beton amorf yang ditutupi oleh endapan laut.

"Informasi penting diharapkan dapat diekstraksi dari dua gigi manusia, yang ditemukan dalam kumpulan padat endapan laut bersama dengan pecahan tembaga, kayu, dan bahan lain yang khas dari bencana maritim," kata mereka.

"Analisis genetik dan isotop dari gigi mungkin berguna untuk menyimpulkan informasi tentang genom dan karakteristik lain yang relevan dengan asal usul individu yang mereka miliki."