Untuk diketahui, kota-kota besar di barat laut Jawa, seperti Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang dan Purwakarta ditopang oleh medan geologis yang kompleks yang pada akhirnya muncul dari pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia di sepanjang Palung Jawa.
Di wilayah ini, Lempeng Australia subduksi ke mantel atas pada sudut yang curam dan gempa bumi yang terjadi di sepanjang megathrust subduksi terkait dapat menimbulkan bahaya terbesar bagi kota-kota terdekat.
Namun, kota-kota ini juga rentan terhadap gempa bumi yang disebabkan oleh patahan kerak aktif lain selain sesar Baribis yang melintasi wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Garut dan Sesar Cipamingkis.
Dijelaskan, dalam studi ini, para peneliti mengeksploitasi data pengamatan sepanjang Sesar Baribis di barat laut Jawa untuk menemukan gempa proksimal menggunakan teknik relokasi relatif. Mereka memperkirakan besaran momennya menggunakan metode pemasangan spektral dan menghitung mekanisme fokusnya melalui inversi bentuk gelombang.
"Kami mengamati bahwa seismisitas di bagian timur patahan secara signifikan lebih tinggi daripada di barat, di mana studi GPS sebelumnya di wilayah selatan Jakarta menunjukkan adanya tingkat kompresi yang tinggi," tulis peneliti.