Baca Juga: Bagaimana Ilmuwan Tahu Gurita, Kepiting, Lobster Bisa Merasakan Sakit?
Baca Juga: Paparan Sinar Matahari, Defisiensi Vitamin D dan Kerusakan Otak
“Saya benar-benar terkejut ketika, di bawah mikroskop, saya melihat sinyal yang sangat kuat dari aktivitas elemen ini di lobus vertikal, struktur otak yang di dalam gurita adalah pusat pembelajaran dan kemampuan kognitif, seperti hipokampus. pada manusia,” kata rekan peneliti Giovanna Ponte, rekan peneliti dari Department of Biology and Evolution of Marine Organisms, Stazione Zoologica Anton Dohrn.
Secara sederhana, meski aktivitas LINE sebenarnya sisa-sisa dari proses evolusi untuk menjadi manusia modern, tetapi dalam beberapa tahun terakhir muncul bukti baru bahwa aktivitasnya diatur dengan baik di otak. Diyakini, transposon LINE terkait dengan kemampuan kognitif seperti pembelajaran dan memori seperti pada hipokampus--otak bagian depan untuk kontrol saraf proses pembelajaran.
Para peneliti berpendapat, kesamaan adanya aktivitas elemen LINE pada manusia dan gurita di tempat kongnitif dapat menjelaskan sebagai contoh evolusi konvergen. Evolusi konvergen merupakan fenomena ketika dua spesies yang sebenarnya jauh secara genetik, tetapi memiliki proses molekuler yang sama berkembang secara independen dan punya respons untuk kebutuhan yang serupa.
“Penemuan elemen famili LINE, yang aktif di otak dua spesies gurita, sangat signifikan karena menambah dukungan pada gagasan bahwa elemen-elemen ini memiliki fungsi spesifik yang melampaui salin dan tempel,” jelas Sanges.