Rambut manusia, lanjutnya, akan berubah menjadi abu-abu karena usia dan genetika. Karena gen mengatur potensi kelelahan pigmen dari masing-masing folikel rambut. Ini terjadi pada tingkat yang berbeda pada folikel rambut yang berbeda. Bagi sebagian orang itu terjadi dengan cepat, sementara pada yang lain terjadi secara perlahan selama beberapa dekade.
Teori lain, dari ilmuwan Harvard meyakini bahwa kegagalan sel batang melanosit (MSC) untuk mempertahankan produksi melanosit dapat menyebabkan rambut beruban. Kegagalan pemeliharaan MSC ini dapat menyebabkan kerusakan sinyal yang menghasilkan warna rambut.
Tidak hanya itu, ada juga faktor-faktor lain yang dapat mengubah pigmentasi rambut, membuatnya lebih terang atau lebih gelap. Para ilmuwan telah membaginya dengan faktor intrinsik (internal) dan ekstrinsik (eksternal).
Faktor intrinsik diantaranya yaitu cacat genetik, hormon, distribusi tubuh dan usia pada faktor intrinsik. Salah satu faktor intrinsik yang menurut ilmuwan Harvard paling berperan adalah gen yang Anda warisi dari orang tua Anda.
Ilmuwan juga mencatat, bahwa penyakit juga berperan membuat rambut menjadi putih. Penyakit yang berkenaan dengan ini disebut vitilogo, kondisi yang menyebabkan melanosit, sel-sel di dasar folikel rambut yang menghasilkan warna, hilang atau hancur. Mungkin karena sistem kekebalan "salah tembak" dan menyerang kulit kepala daripada infeksi.
Sedangkan faktor ekstrinsik diantaranya adalah iklim, polutan, racun dan paparan bahan kimia. Kemudian, juga ada faktor seperti tekanan yang membuat stres dari eksternal juga mempengaruhi perubahan warna rambut.
Temuan lainnya, pada tahun 2009, para ilmuwan di Eropa menggambarkan bagaimana folikel rambut menghasilkan sejumlah kecil hidrogen peroksida. Bahan kimia ini terbentuk di batang rambut, yang dapat menyebabkan hilangnya warna rambut secara bertahap.