Bukan Hitam Ataupun Pirang, Ternyata Inilah Warna Asli Rambut Manusia

By Ricky Jenihansen, Kamis, 30 Juni 2022 | 14:00 WIB
Perubahan warna rambut Presiden Barack Obama. Selama kampanye pertamanya, pada 30 Agustus 2008 (kiri), dan saat konferensi pers pada 5 September 2016 (kanan). (Saul Loeb/AFP via Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Rambut beruban seringkali dikaitkan dengan bertambahnya usia, umumnya orang-orang yang berusia di atas 40 tahun akan mulai memiliki uban. Dari sejumlah penelitian, rambut manusia berubah warna hasil dari pengurangan pigmen. Sedangkan rambut putih tidak memiliki pigmen, tapi mengapa hal itu terjadi masih menjadi misteri.

Untuk memecahkan misteri tersebut, para ilmuwan terus menyelidiki mengapa rambut berubah menjadi abu-abu hingga putih. Pada waktunya, hampir semua orang rambutnya akan berubah menjadi abu-abu dan memutih.

Peluang rambut manusia berubah warna mejadi abu-abu hingga putih meningkat 10-20 persen setiap dekade setelah 30 tahun. Prosesnya tersebut berlanjut bahkan hingga semua helai rambut menjadi putih.

Melansir laman Library of Congress, ternyata berdasarkan hasil penelitian selama ini, telah diketahui, bahwa sebenarnya warna asli rambut kita memang berwarna putih. Tapi rambut kemudian mendapatkan warna alami dari jenis pigmen yang disebut melanin.

Pembentukan melanin dimulai sebelum kelahiran. Warna alami rambut kita tergantung pada distribusi, jenis dan jumlah melanin di lapisan tengah batang rambut atau korteks.

Untuk diketahui, rambut manusia hanya memiliki dua jenis pigmen, yang pertama gelap (eumelanin) dan yang kedua adalah terang (phaeomelanin). Mereka berbaur bersama untuk membuat berbagai warna rambut.

Rambut mendapatkan warna alami dari jenis pigmen yang disebut melanin. (Atlas Biomed)

Melanin terdiri dari sel-sel pigmen khusus yang disebut melanosit yang terdapat pada lubang di permukaan kulit tempat rambut tumbuh (folikel). Setiap rambut tumbuh dari satu folikel.

Saat rambut sedang dibentuk, melanosit menyuntikkan pigmen melanin ke dalam sel yang mengandung keratin. Keratin adalah protein yang membentuk rambut, kulit, dan kuku kita.

Selama bertahun-tahun, melanosit terus menyuntikkan pigmen ke dalam keratin rambut, memberinya warna. Seiring bertambahnya usia, produksi melanin berkurang. Rambut menjadi abu-abu dan akhirnya putih.

Jadi mengapa rambut kita menjadi abu-abu atau putih? Desmond Tobin, profesor biologi sel dari University of Bradford di Inggris, mengatakan, kemungkinannya adalah bahwa folikel rambut memiliki "jam melanogentik" yang memperlambat atau menghentikan aktivitas melanosit.

Sehingga hal itu mengurangi pigmen yang diterima rambut kita. "Ini terjadi tepat sebelum rambut akan rontok atau mulai rontok, sehingga akarnya selalu terlihat pucat," kata Tobin.

Rambut manusia, lanjutnya, akan berubah menjadi abu-abu karena usia dan genetika. Karena gen mengatur potensi kelelahan pigmen dari masing-masing folikel rambut. Ini terjadi pada tingkat yang berbeda pada folikel rambut yang berbeda. Bagi sebagian orang itu terjadi dengan cepat, sementara pada yang lain terjadi secara perlahan selama beberapa dekade.

Rambut berubah menjadi abu-abu karena usia dan genetika. (Psychology Today)

Teori lain, dari ilmuwan Harvard meyakini bahwa kegagalan sel batang melanosit (MSC) untuk mempertahankan produksi melanosit dapat menyebabkan rambut beruban. Kegagalan pemeliharaan MSC ini dapat menyebabkan kerusakan sinyal yang menghasilkan warna rambut.

Tidak hanya itu, ada juga faktor-faktor lain yang dapat mengubah pigmentasi rambut, membuatnya lebih terang atau lebih gelap. Para ilmuwan telah membaginya dengan faktor intrinsik (internal) dan ekstrinsik (eksternal).

Faktor intrinsik diantaranya yaitu cacat genetik, hormon, distribusi tubuh dan usia pada faktor intrinsik. Salah satu faktor intrinsik yang menurut ilmuwan Harvard paling berperan adalah gen yang Anda warisi dari orang tua Anda.

Ilmuwan juga mencatat, bahwa penyakit juga berperan membuat rambut menjadi putih. Penyakit yang berkenaan dengan ini disebut vitilogo, kondisi yang menyebabkan melanosit, sel-sel di dasar folikel rambut yang menghasilkan warna, hilang atau hancur. Mungkin karena sistem kekebalan "salah tembak" dan menyerang kulit kepala daripada infeksi.

Sedangkan faktor ekstrinsik diantaranya adalah iklim, polutan, racun dan paparan bahan kimia. Kemudian, juga ada faktor seperti tekanan yang membuat stres dari eksternal juga mempengaruhi perubahan warna rambut.

Temuan lainnya, pada tahun 2009, para ilmuwan di Eropa menggambarkan bagaimana folikel rambut menghasilkan sejumlah kecil hidrogen peroksida. Bahan kimia ini terbentuk di batang rambut, yang dapat menyebabkan hilangnya warna rambut secara bertahap.